Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nyanyian Pagi di Bulan Agustus

16 Agustus 2019   07:06 Diperbarui: 16 Agustus 2019   07:10 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tanah-tanah telah dibebaskan
udara-udara kotor mengandung racun
telah dibersihkan
lalat-lalat nakal yang tuna moral
dari hutan belantara paling menyeramkan
telah diusir

tapi mengapa masih ada
sisa-sisa kawat berduri
membentang di lengkung langit
orang-orang sudah teriak merdeka
mengapa masih ada tetua
yang mencekik leher anak cucunya

mengapa masih ada pemangku
yang menanam luka lupa
dan tak jenuh mengarsir sketsa buram
untuk masa depan
tak cukupkah ratapan dan lumuran darah
para pejuang?

(catatan langit, 16 agustus 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun