jendela-jendela pagi telah terbangun
seiring bias cahaya merah lembut
memantul pelan melucuti rasa gigil
pagi ini ia menyajikan banyak kisah
dari perjalanan semalam
tentang embun yang membatu
tentang kerling bintang
tentang kisah percintaan antara dewi malam dengan ranting patah
tentang suara ratapan dan sedu-sedan bersahutan
tentang luka sepasang kekasih karena cintanya terlarang
tentang obrolan pengguna media sosial yang terlalu berisik dan mengusik kontemplasi para pencinta
tapi tetiba jendela-jendela pagi
diam membisu dan menyegel kata
bukan kehabisan kata
bukan pula karena sisa hawa dingin
yang seolah membuatnya gagu
tak kuasa bicara
raut wajahnya pun masam
matanya menjeling
di saat gerendel dan dinding protes,
jendela-jendela pagi mulai buka mulut
satu di antaranya bersuara lantang:
"kalau ingin aku lanjutkan kisah malamku, kalau ingin semuanya kutuntaskan, maka tumpahi sekujur tubuhku dengan kopi hitam. sungguh nikmat kopi bagiku sudah cukup mengembalikan semua yang hilang" he...he...he...
(catatan langit, 23 juli 2019)