Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jendela-jendela Pagi Berkisah

23 Juli 2019   09:54 Diperbarui: 23 Juli 2019   09:56 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com

jendela-jendela pagi telah terbangun
seiring bias cahaya merah lembut
memantul pelan melucuti rasa gigil

pagi ini ia menyajikan banyak kisah
dari perjalanan semalam
tentang embun yang membatu
tentang kerling bintang
tentang kisah percintaan antara dewi malam dengan ranting patah

tentang suara ratapan dan sedu-sedan bersahutan
tentang luka sepasang kekasih karena cintanya terlarang
tentang obrolan pengguna media sosial yang terlalu berisik dan mengusik kontemplasi para pencinta

tapi tetiba jendela-jendela pagi
diam membisu dan menyegel kata
bukan kehabisan kata
bukan pula karena sisa hawa dingin
yang seolah membuatnya gagu
tak kuasa bicara
raut wajahnya pun masam
matanya menjeling

di saat gerendel dan dinding protes,
jendela-jendela pagi mulai buka mulut
satu di antaranya bersuara lantang:
"kalau ingin aku lanjutkan kisah malamku, kalau ingin semuanya kutuntaskan, maka tumpahi sekujur tubuhku dengan kopi hitam. sungguh nikmat kopi bagiku sudah cukup mengembalikan semua yang hilang" he...he...he...

(catatan langit, 23 juli 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun