Jiwa-jiwa lapar akan kuasa secara bergantian mengkritik. Di mulut mereka banyak persediaan kata pembenaran untuk ditembakkan ke kuping-kuping khalayak.
Mereka mengkritik untuk mencari simpatik agar permadani kekuasaan menghampar di hadapannya. Mereka pun seolah memaksa masa depan jatuh dalam genggamannya.
Kutegaskan, aku tak akan hirau akan kritikanmu yang tidak tulus untuk rakyat. Cukuplah mereka yang polos saja bisa kau beraki otaknya.
(Catatan langit, Mei 2019)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!