Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Belum Bisa Beranjak

15 April 2019   06:54 Diperbarui: 15 April 2019   10:54 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari berlari tinggalkan aku di ruang yang remang. Ketika pikiranku melayang dan masih mengeja aksara-aksara yang berserak, sembari menganga.

Sungguh sulit beranjak dari lembaran tua. Isinya bercokol lama dalam benak. Merantai sanubari di setiap waktu. Menyuguhkan dalil yang tak mudah dibantah, hingga tak kuasa aku berpaling darinya.

Kini matahari perlahan melingkupi semesta. Kegelapan batin mulai mengalah pada cahaya. Perut kosong mulai diisi. Khutbah kebenaran pun kembali dikumandangkan di telinga pencari hakikat hidup.

Tapi di sini ada aku, sendiri terbaring meraba dalam kekalutan. Tubuh mudaku dipaksa tak lelah. Meski kurapal do'a, kubelah doktrin dan paradigma baru yang kira-kira sepadan.

Membenturkan banyak aliran pemikiran, tetap sama: aku belum bisa beranjak dari isme-isme lama. Betapa kuat mencengkeram di alam benak.

(Catatan langit)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun