Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Pemuda Ini

2 Februari 2019   21:29 Diperbarui: 2 Februari 2019   21:59 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua pemuda yang tersenyum ini
pernah bersamaku di malam temaram
Menghibur lara wanita tua
ditinggal suaminya merantau
Dengan lagu dan petikan gitar yang melantunkan melodi indah

Dua pemuda ini kutu buku
Setiap hari matanya membelalak di buku-buku filsafat
Dari zaman klasik hingga modern
Juga ahli membedah isi pikiran orang-orang besar yang berderet sepanjang sejarah
Dari Socrates, Epicurus, Machiavelli, Descartes, Karl Marx, Comte, hingga Habermas
Di Timur pun
Ia rajin menggeledah
Dari Al-Kindi, Al-Ghazali, Ibnu Rushd, Mulla Sadra hingga Muhammad Iqbal

Dua pemuda ini
Pernah bersamaku di jalan
Hidup menggelandang...
Siang hari menyuarakan protes
dan mencaci maki para koruptor
Malam hari saling mengisi otak
Berdiskusi tentang situasi negeri
Ditutup dengan cerita bunga-bunga impian di masa mendatang

Dua pemuda ini penulis hebat
Di sisinya tersirat masa depan bangsa yang gilang gemilang

Dua pemuda ini
Tadi sore mengajakku menyeruput kopi
Di Warkop Bundu di kota Daeng
Sebelum senja menepi
Ia berpesan:
Mari memahat tulisan
di jantung peradaban bangsa
Biarkan sejarah mengabadikan
Bahwa kita pernah ada
Dan adanya kita tak sekadar ada

(Catatan langit, 2 Februari 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun