Mohon tunggu...
Arman Ramadhan
Arman Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Verbal sebagai Bentuk Komunikasi yang Tak Menggunakan Kata

17 Januari 2022   11:50 Diperbarui: 17 Januari 2022   12:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika kita menggunakan tangan, menggerakkan tubuh, memainkan gestur dan ekspresi wajah.
Itu semua dapat dikatakan sebagai kegiatan mengirimkan pesan nonverbal. Contoh kecil dari
komunikasi nonverbal salah satunya adalah ketika kita mengarahkan telunjuk ke atas, bisa saja
itu berarti kita menunjukkan suatu arah, mengajukan diri untuk bertanya, memberi peringatan
akan suatu hal atau bahkan bisa saja menjadi suatu simbol pada acara tertentu dan menunjukkan
besaran jumlah.


De Vito pernah menyatakan bahwa, ada 6 prinsip yakni pertama pesan nonverbal berinteraksi
dengan pesan verbal, kedua pesan non verbal membantu kita mengatur impresi yang akan kita
berikan, ketiga pesan nonverbal dapat membentuk sebuah hubungan, keempat pesan nonverbal
dapat menyusun sebuah percakapan, kelima pesan nonverbal dapat memengaruhi dan menipu,
dan keenam pesan nonverbal sangatlah penting dalam mengekspresikan emosi

Kemudian bentuk komunikasi nonverbal yang paling sering kita temukan dalam kegiatan
sehari-hari ialah gestur. Sebuah gerakan menjadi hal yang paling penting ketika kita sedang
berkomunikasi. Setiap orang sering kali menggerakkan tangannya atau menggelengkan kepala
ketika sedang berkomunikasi. Bayangkan disaat kita bercerita baik itu dengan teman, keluarga
atau saudara, lalu kita menjelaskan mengenai letak bulan dan bintang. Selanjutnya kita akan
mengepalkan tangan kita dan mengatakan bahwa kepalan ini adalah sebuah bulan dan satu lagi
adalah bintang-bintang. Maka dari itu gestur sangat identik dengan penghasilan gambaran
visual dari sesuatu yang sifatnya konkrit.


Selanjutnya bentuk komunikasi nonverbal kedua adalah prosody. Secara singkat merupakan
persajakan yang didalamnya terdapat aspek ritme dan intonasi ketika kita berbicara, yang dapat
menentukan pula jalan berlangsungnya komunikasi. Kita dapat memperhatikan disaat kita
mengakhiri suatu kalimat ketika bertanya, maka kita akan cenderung menaikkan nada suara
kita, maupun sebaliknya disaat kita hendak mengakhiri suatu kalimat, maka nada suara kita
akan cenderung menurun. Sebagai seseorang yang sering berkomunikasi, harusnya sudah
mengerti bahwa ketika seseorang menurun dan menaikkan nada suaranya itu berarti dia sedang
menandakan sesuatu.


Berikutnya ekspresi wajah juga termasuk kedalam komunikasi non verbal. Ekspresi wajah ini
dapat mempertegas mengenai isi komunikasi, mampu memelihara suatu komunikasi, atau
menunjukkan kondisi emosi dan sikap. Ekspresi wajah juga sering dilakukan secara bersamaan
dengan gestur.


Lalu pesan nonverbal juga meliputi perpindahan, arah, dan posisi tubuh. Contohnya seperti saat
kita sedang melalukan obrolan dengan seseorang didalam sebuah ruangan. Dan ditengah-
tengah obrolan, orang atau lawan bicara kita sering melihat kearah pintu keluar dan beberapa
kali mengamati jam dinding dan ponselnya. Pasti kita akan bertanya-tanya, mengapa ia sering
melakukan itu? Dalam pesan nonverbal ini, gerakan tubuh yang demikian bisa jadi
menunjukkan sebuah rasa bosan atau orang yang menjadi lawan bicara kita mempunyai
kegiatan yang terjadwal berikutnya.


Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika saat menggunakan komunikasi nonverbal.
Ketika komunikasi menggunakan bantuan gerakan entah itu dari lirikan mata, kepalan tangan,
gelengan kepala dan yang lainnya. Kemampuan ini memanfaatkan anggota tubuh merupakan
aset komunikasi dan bukan sekedar tampilan fisik. Jika digunakan secara tepat dan benar akan
menimbulkan rasa tenteram bagi diri sendiri atau lawan bicara, yang dimana dapat memperjelas
bahasa ujaran dan sekaligus akan menghasilkan dampak positif yang mungkin tidak diduga.
Sebagai contoh, cara berdiri, bergerak, menatap, dan tersenyum yang dimanipulasikan
sedemikian rupa akan memberi nuansa komunikasi lebih terhadap penampilan kata-kata.

Sumber Media :
DeVito, J.A. (2016). The interpersonal communication handbook (14th ed. global ed.).
Pearson.


Roth, W-M. (2014). Nonverbal communication. Dalam T. Teo (ed.), Encyclopedia of critical
psychology. Springer.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun