Pada suatu masa, saya pernah bekerja di bidang hospitality, tepatnya di suatu hotel di Kota Pontianak.
Saya mengundurkan diri dari tempat tersebut pada bulan November 2020, disebabkan, menurut sudut pandang saya, adanya "politik kantor" yang benar-benar menyudutkan saya sebagai pribadi sekaligus karyawan.
Konon penyebabnya adalah seseorang bernama Suhe (bukan nama sebenarnya). Informasi tentang orang tersebut yang menjebak dan menjelekkan reputasi saya, didapatkan dari sejumlah sumber yang sangat terpercaya.
Namun sampai hari ini, saya masih belum memastikan apakah Suhe benar-benar mengotori nama saya di hadapan pemimpin tertinggi perusahaan yang akhirnya menyebabkan posisi saya menjadi sangat tidak nyaman ketika sedang bekerja.
Meski hati saya meyakini bahwa Suhe-lah penyebabnya, tapi saya tetap bersikap adil, bahwa kita tak pernah tahu cerita sebenarnya. Saya berusaha berpikir logis walaupun cukup berat.
Saya memahami bahwa Tuhan YME menghadirkan seseorang dalam hidup, bisa sebagai berkat maupun ujian/cobaan. Barangkali Suhe adalah orang yang dalam skenario Tuhan sebagai insan yang membuat saya lebih dewasa dalam menjalani hidup.
Jika benar Suhe adalah dalang di balik semua fitnah yang saya dapatkan di tempat kerja, maka hari ini saya dengan hati yang tulus mengucapkan banyak terima kasih kepadanya.
Suhe telah memberikan pelajaran berharga betapa dalam lingkaran pertemanan, saya benar-benar harus selektif, tidak mudah percaya, dan tak boleh menjadi orang yang naif. Jika diingat-ingat lagi, saya dan Suhe telah lama bekerja sama dalam hal pekerjaan. Saya tak pernah mengacau pekerjaannya, apalagi menjelekkan namanya kepada siapa pun.
Saya sangat menghargai Suhe sebagai teman maupun atasan meski berbeda divisi. Jauh dari pikiran saya untuk berlaku rasis apalagi mempermasalahkan perbedaan agama di antara kami. Intinya pada saat itu saya sangat memercayai dia.
Suhe pada akhirnya membuat saya sadar, bahwa baik secara sadar atau tidak, kita semua berpotensi menzalimi orang lain.