Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Seseorang yang bermimpi berbuat sesuatu yang luar biasa untuk masyarakat dan negara-nya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Petuah Pemulung

9 Juli 2021   20:12 Diperbarui: 10 Juli 2021   22:01 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gerobak. Sumber: B Hunt/Pixabay

Sementara Mat Grobak, meski mengenakan baju jelek, tapi ia menghasilkan uang tiap hari. Bisa makan, bisa minum, tak ada utang. Ukuran kebahagian seseorang tentu berbeda. Ada yang sedikit uang tapi bahagia, ada pula baru bisa bahagia kalau punya banyak utang.

***

Barangkali yang membuat beberapa tetangga membenci Mat Grobak karena ia selalu berceramah ketika bertemu orang. Macam-macam nasihat dilontarkannya. Aku pun pernah diberi wejangan olehnya.

"Jadi, Tuan Barry Allon. Meminjamkan uang kepada yang membutuhkan itu baik adanya. Tapi janganlah sampai menghancurkan pada akhirnya. Kenapa harus ada yang kalah kalau kita bisa menang bersama-sama?"

Begitu kata-katanya padaku sambil memasukkan beberapa kantong sampah ke dalam gerobak. Aku senyum-senyum sendiri, karena aku juga tahu apa yang kulakukan bukanlah hal yang "bersih". 

Tapi setidaknya aku tak pernah memaksa siapa pun meminjam uang. Namun kata-kata Mat Grobak memang sampai di hatiku. Tak hanya pesan, tapi cara ia menyampaikan tidak menggurui, sehingga aku pun tak merasa sedang diceramahi.

"Pangkat dan jabatan tak dibawa mati." Begitu kalimat yang sering diulang-ulang Mat Grobak kepada beberapa tetanggaku. Mereka benar-benar membenci kata-kata itu. Sampai ada di antara mereka yang tak mau lagi menggunakan jasa Mat Grobak untuk mengambil sampah.

Terutama Jordi Alba, seorang pemimpin utama di lembaga hukum milik pemerintah. Ia sangat membenci kata-kata mutiara Mat Grobak. Suatu hari aku pernah melihatnya mengusir Mat Grobak dengan kasar. Tapi namanya orang tak punya beban, tenang saja pemulung itu pergi seperti tak terjadi apa-apa.

Beberapa insan di antara manusia memang banyak yang cinta dunia. Mereka takut luar biasa jika harus kehilangan gemerlap. Khawatir jika suatu hari tak lagi menonjol. Namun bagi pemulung seperti Mat Grobak, bermimpi pun ia sepertinya tak pernah. Hidup baginya adalah sebuah aliran yang hanya Tuhan mampu menghentikan.

***

Mungkin banyak orang tak menyadari bahwa gerobak milik Mat Grobak itu unik. Bersih mengkilap tidak tampak seperti barang usang. Jika diperhatikan baik-baik, gerobak tersebut dibuat dengan detail yang sangat mengagumkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun