Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Seseorang yang bermimpi berbuat sesuatu yang luar biasa untuk masyarakat dan negara-nya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengemis dari Negeri Jauh

8 Juli 2021   19:30 Diperbarui: 8 Juli 2021   19:32 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay.com

Beberapa menit kemudian aku masih membuntuti mereka melintasi Dog's Kingdom, sebuah area pemukiman mewah. Di sini, para pemilik rumah membiarkan anjing-anjing ganas mereka berkeliaran bebas. Katanya supaya tidak ada pencuri bisa masuk seenaknya di kediaman mereka. Tapi kalau aku tak salah, Dog's Kingdom dipenuhi birokrat korup, politisi bego, dan pengusaha barang-barang ilegal yang mematikan usaha masyarakat lokal. Sebenarnya pencuri dan penjahat terlalu bias untuk didefinisikan di tempat ini.

Pemandangan selanjutnya seperti sudah yang kutebak dalam hati. Tidak ada satu ekor anjing ganas pun yang berani mendekati ibu-anak "pengemis" itu. Aku tak habis pikir. Di sana mereka tidak meminta-minta, hanya memandangi rumah satu per satu. Itu saja. Tak lebih, tak kurang.

***

Kulihat jam tanganku yang mulai berembun. Hampir jam sebelas malam, dan suhu udara luar biasa dingin, tapi mereka tidak terpengaruh, tetap teguh berjalan dalam gelap malam.

Rasanya sudah cukup, aku harus mengakhiri ini, dan segera pulang ke kasur dan bantal hangat yang menunggu di rumah.

Ketika aku hendak beranjak, terasa sesuatu yang aneh sedang terjadi. Waktu seperti mendadak berhenti. Semua lampu jalan mati, dan tidak ada suara apa pun, bahkan lolongan anjing dari Dog's Kingdom yang biasanya ramai tak terdengar kali ini.

Di langit, awan hitam berputar-putar membentuk lingkaran. Dari situ keluar sebuah benda berbentuk bundar. Kalau tak salah orang-orang menyebutnya UFO.

Kucari-cari di mana dua pengemis itu berada, karena keadaan akan semakin membahayakan. Mereka menghilang. Tidak, sebenarnya mereka tidak menghilang, melainkan menyelinap di belakangku. Aku terkejut bukan main.

"Cari siapa?" tanya si ibu kepadaku. Baru jelas sekarang. Matanya memang bersinar seperti intan. Aku lemas bukan main. Rasa takut bercampur dengan penasaran. Sementara badai besar di langit sepertinya tak lama lagi terjadi.

Aku lalu dijelaskan bahwa dia dan "anaknya" itu tidak berasal dari Ghost City. Mereka dari suatu dataran yang dingin di ujung dunia. Mereka datang ke sini untuk melakukan penilaian apakah Ghost City layak untuk dihancurkan atau tidak.

Mereka berdua sudah datang ke banyak tempat, dan kota ini adalah yang terakhir. Ghost City pada dasarnya sudah layak untuk dibinasakan, karena masyarakatnya hampir tak mengenal lagi tentang kebaikan. Hukum yang dipakai hukum rimba. Kehidupan tak lagi beradab di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun