Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Seseorang yang bermimpi berbuat sesuatu yang luar biasa untuk masyarakat dan negara-nya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi Tak Perlu Bersembunyi di Balik Kata-kata

26 Desember 2019   13:52 Diperbarui: 26 Desember 2019   14:15 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay.com

Masih dalam momen hari raya natal, sejumlah teman menanyakan perihal yang cukup menarik kepada saya: "Akankah kau mengucapkan selamat natal?"

Meski tak mengatakannya secara langsung, pertanyaan tersebut terdengar seperti ini di telinga saya: "Akankah kau bertoleransi?" 

Sebelumnya mari kita kupas arti kata "toleran" berdasarkan KBBI; yaitu bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Tapi sebenarnya di zaman ini, kita semua sudah sama-sama paham soal perbedaan, dan saya yakin bahwa rekan-rekan yang tidak beragama Islam pun sebenarnya tidak begitu berharap mendapat ucapan "selamat hari raya" dari kita-kita yang berbeda darinya. Jadi kita seharusnya memandang fenomena ini dengan pikiran terbuka.

Sebagai muslim, saya tentu saja bertoleransi. Salah jika tidak! Dan bagaimanakah seharusnya seorang muslim bertoleransi?

Saya mengutip surah Al-Kafirun ayat ke-enam: "Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku." Maka sepertinya sudah jelas bagaimana seharusnya umat Islam bertoleransi. Jangan ribut-ribut soal begini lagi. Dari tahun ke tahun sepertinya polemik yang mirip-mirip ini terus bergulir.

Ibnu Jarir Ath-Thobari menjelaskan makna ayat ke-enam dari surah Al-Kafirun: "Bagi kalian agama kalian, jangan kalian tinggalkan selamanya karena itulah akhir hidup yang kalian pilih dan sulit melepaskannya, begitu pula kalian akan mati di atas agama tersebut. Sedangkan untukku yang kuanut, aku pun tidak meninggalkan agamaku selamanya."

Mari kita renungkan surah Al-Mumtahanah ayat ke-delapan: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu ...."

Begitulah seharusnya seorang muslim harus bertindak adil kepada sesama muslim, bahkan kepada yang berlainan akidah. Dalam hal ini bagaimanakah seharusnya seorang yang beragama Islam menyikapi bagaimana seharusnya bertoleransi dengan hari raya teman-teman yang berbeda agama.

Jawabannya adalah dengan membiarkan dan menghargai mereka yang sedang merayakan hari raya-nya, dan tidak mengganggu kenyamanan. Saya pikir penjelasan seperti ini sudah cukup terang benderang untuk memberikan arah bagi gelap gulita perspektif seputar ucapan selamat hari raya kepada umat yang berbeda akidah.

Maka, janganlah kita terus membahas perkara toleransi seperti tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh untuk menyelesaikannya. Padahal kita sudah sejak lama menerima banyak perbedaan dan bisa terus hidup rukun di negeri tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun