Kurang dari sepuluh meter, Roni akan sampai ke tempat kerja. Dari kejauhan kawan-kawan dari desa sudah menunggunya dengan rasa takjub.Â
"Kau tampak tampan hari ini, Ron!" puji seorang teman. Segores senyum muncul dari mulut Roni.
"Dasi baru, ya, Bos? Memang beginilah seharusnya kita berpenampilan di tahun dua ribu sembilan belas!" kata seorang pria yang sedang duduk santai di balik pepohonan.
"Iya, tadi dapat di tong sampah dekat kompleks rumah orang kaya itu," kata Roni santai, sambil melepas dari tersebut dan melemparkannya ke dalam gerobak sampah yang dibawanya sepanjang hari. Penampilan Roni memang tampak lucu. Baju oblong putih koyak-koyak dipadu dengan dasi kantoran, dan celana pendek. Semua orang yang memandang pasti tersenyum, tak terkecuali perawan bahkan janda. Definisi sukses memang sangat relatif.
Hari sudah petang, Roni dan kawan-kawannya mengais rezeki di tong sampah tepian kota hingga larut malam. Sementara generasi baru di desanya sedang bersantai bersama keluarga setelah menikmati hasil panen kelapa, dan hidup layak tanpa harus jauh-jauh ke kota.
****
Dicky Armando, S.E. - Pontianak