Seperti yang saya bilang sebelumnya, OBP tidak melulu ada di media sosial, tapi juga warung kopi. Saya pernah mendengarkan seseorang berceloteh tentang sosok pemimpin orang yang di-idolakannya. Tidak salah memang, sayangnya adalah analisis orang tersebut terlalu dangkal, sehingga tidak menyentuh akar masalah kekacauan yang telah dibuat oleh idolanya itu. Uniknya di sini: orang-orang yang ikut mendengar juga setuju dengan apa yang dikatakannya.
Tak punya ilmu mumpuni soal politik membuat saya kesulitan membangun suatu perspektif balasan. Kesal? Iya, banget. Tapi saya yakin, adik-adik mahasiswa yang masih murni hatinya, mampu mencerdaskan bangsa ini dengan ilmu yang dimilikinya. Seperti kasus orang di warung kopi tadi, saya semakin yakin bahwa OBP itu kebanyak tidak berilmu.
Pernah dengan ungkapan "berilmu dulu baru beramal"? Ini yang seharusnya kita biasakan dalam keseharian. Supaya kalau bicara tidak asal bunyi, kalau berpikir tidak sesat. Apa yang telah saya perhatikan dari gerak-gerik OBP, mereka punya prinsip berbeda: "sesatkan dulu, baru kabur".
Begitu pula dengan bapak-bapak dan ibu-ibu yang telah berhasil duduk di DPR RI, khususnya yang berlatar belakang pengusaha, artis, dan sejenisnya. Berusahalah untuk selalu menambah pengetahuan tentang politik, agar kalian menjadi jujur, punya hati mulia, dan cerdas dalam mengambil keputusan. Saya berdoa untuk kalian semua agar selalu sukses.Â
Seandainya kalian tidak paham mengenai sesuatu soal politik, maka tanyalah adik-adik kita, mahasiswa ilmu sosial dan politik yang militan dan pro rakyat. Kenapa tidak? Saya yakin mereka akan berbagi ilmu dengan senang hati.
"Bertanyalah kepada ahli ilmu, jika kalian tidak mengetahuinya." (Alquran, surah Al-Anbiya, ayat 7)
***