Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Mengatasi Anak yang Takut Dikhitan

3 Maret 2015   16:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:14 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tradisi mengkhitankan (dibaca: sunat) di Indonesia saat ini bukanlah perintah di Agama Islam maupun Kristen saja. Saat ini tradisi khitan sudah banyak diminati oleh berbagai kalangan tidak hanya dua agama itu saja.

Masyarakat kita di Indonesia sudah semakin sadar bahwa sunat sangat bermanfaat bagi kesehatan utamanya bagi organ reproduski lelaki.

Lalu bagaimana bila kita memiliki anak lelaki yang sudah hampir memasuki masa pubertas sangat takut untuk disunat?

Dulu teman laki-laki kakak penulis saja karena takut dengan yang namanya disunat baru kelas 3 SMP di khitan. Itupun dengan bujukan paksaan kedua orang tuanya.

Nah, solusi pertama adalah sejak kecil mulai memberikan pendidikan organ reproduksi ke anak kita. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak kita mengenai pentingnya sunat.

Misalnya katakanlah ke anak kita bila ingin menjadi pria dewasa dan dapat berinteraksi dengan lawan jenis haruslah dikhitan.

Cara yang kedua adalah hapus rasa takut ke anak lelaki kita mengenai proses sunat yang menyakitkan dan lama proses sembuhnya. Ungkapkan bahwa saat ini proses metode khitan sudah canggih dan luka khitan dapat kering dengan cepat.

Langkah yang terakhir adalah berikan kado sederhana sebagai wujud keberanian anak lelaki kita untuk mau dikhitan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun