Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Erwin Arnada Bagi Tips Membuat Film Berkelas, Akber Bali 84 Diserbu Millenial

17 Maret 2019   12:27 Diperbarui: 17 Maret 2019   12:48 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber foto : Tim Media dan Humas Akademi Berbagi Bali)

Mangupura (Badung) --  Komunitas Akademi Berbagi (Akber) Bali kembali mengadakan kelas berbagi ilmu gratis tanpa berbayar untuk masyarakat di Bali. Kelas Akademi Berbagi Bali ke 84 diadakan pada Sabtu (16/03/2019) sore di Kembali Innovation Hub Jl Sunset Road No 28 Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Kelas ke 84 mengundang Wartawan, Sutradara, sekaligus Sineas Indonesia yakni Erwin Arnada.

Kehadiran Erwin Arnada sebagai pengajar di Kelas Akademi Berbagi 84 memang ditunggu-tunggu oleh peserta undangan yang notabene kebanyakan generasi millennial di Bali. Sebelumnya Erwin Arnada pernah mengisi kelas Akademi Berbagi dengan tema yang berbeda 5 tahun yang lalu. Pria kelahiran Jakarta, 17 oktober 1963 ini pernah memproduseri Film Tusuk Jelangkung tahun 2002 silam.

Kelas yang diisi oleh Erwin Arnada membahas mengenai Visual StoryTelling Techniques. Visual StoryTelling Techniques lazim digunakan  di dunia film dan jurnalistik. Seorang Sineas dan Kuli Tinta  wajib memiliki kemampuan dasar Visual StoryTelling sebab hal tersebut menjadi juru kunci unuk dapat menyampaikan sebuah pesan dan makna yang terkandung dalam sebuah karya seni baik itu film maupun novel yang dibuat kepada penonton agar bisa dinikmati.

Terkadang sebuah karya belum tentu bisa dinikmati contohnya sebuah Novel  dengan tebal halaman 500 atau film yang durasinya 3 jam belum tentu penikmat sebuah karya seni bisa terpuaskan dengan maksimal.

"Sebuah karya seni harus memiliki konten cerita yang baik. Seorang seniman harus mampu mengemas jalan cerita yang tidak membisankan supaya audiens tidak bosan. Contoh sebuah film horor yang berkualitas tentu bisa membuat penonton yang selesai menyaksikan bisa menjadi ketakutan atau merasa diteror ketika film usai" ungkap pria  yang menulis dan menyutradarai Film Rumah di Seribu Ombak ini.

Membuat karya seni yang baik seperti Film dan Novel sebenarnya merupakan hal yang mudah dan bisa dipelajari. Ada 3 langkah yang perlu diketahui yakni 3  Act Structure. Pertama dalam 3 Act Structure langkah seorang pekerja seni harus mengenalkan dan memulai jalan cerita karya seni yang ia buat (introduction and start). Kedua, permasalahan dan bumbu-bumbu konflik yang terjadi dalam sebuah karya seni (problems and mid). Terakhir, sebuah karya harus ada klimaks cerita yang memberikan solusi dan cara mengakiri (solution and ending).

"3 Act Structure  harus ada, ketiganya menjadi satu kesatuan sehingga sebuah karya seni mampu dipahami oleh audiens" jelas produser film 30 Hari Mencari Cinta dihadapan puluhan peserta Akber 84.

Menutup Kelas Akber Bali 84 , Erwin Arnada berpesan bahwasannya  dalam menggarapa sebuah karya seni entah itu Novel atau Film  jangan terjebak cara untuk memulai dan mengakhiri sebuah cerita. Sebuah karya seni harus mengalir begitu saja, Sebuah cerita ibarat sebuah perjalanan  yang didalamnya membutuhkan proses.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun