Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ritual Melukat di Pura Tirta Sudamala, Sarana Pembersihan Jiwa dari Unsur Negatif

13 Januari 2019   09:09 Diperbarui: 13 Januari 2019   09:32 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Bangli (Bali) -- Ritual Melukat merupakan salah satu tradisi yang ada dalam keyakinan ajaran Hindu di Bali yang bermakna pembersihan jiwa dari pengaruh unsur-unsur negatif. Lazimnya Ritual Melukat dilakukan di sumber mata air yang ada di Pura, tempat pemandian, dan juga di laut. 

Salah satu lokasi tempat melukat sekaligus tujuan wisata yang terbilang wajib dikunjungi adalah Pura Tirta Sudamala. Pura Tirta Sudamala terletak di Desa Sedit, Kelurahan Bebalang, Kabupaten Bangli, Bali. Pura Tirta Sudamala dapat ditempuh selama 90 menit dari Kota Denpasar. 

Sepanjang perjalanan menuju lokasi Pura Tirta Sudamala Pengunjung akan disuguhi panorama persawahan prodoktif yang sangat hijau. Pura Tirta Sudamala memiliki sebelah mata air berbentuk pancoran untuk melakukan prosesi melukat. Untuk tiba di sumber mata air para wisatawan yang ingin melakukan prosesi ritual melukat harus menyusuri anak tangga ke bawah Pura Tirta Sudamala.

Pura Tirta Sudamala bersebarangan langsung dengan Sungai Banyu Asih.  Wisatawan yang sedang hamil dan datang bulan tidak diperkenankan untuk  masuk ke areal Pura Tirta Sudamala untuk menjaga kesucian. 

Wisatawan juga diwajibkan untuk mengenakan kamen (red : kain adat bali) ketika memasuki areal ini. Pagi wisatawan yang berkeyakinan Hindu sebelum memulai prosesi melukat membawa sesajen berupa pejati, dupa , dan canang sari untuk dihaturkan saat sembahyang. Bagi wisatawan non Hindu apabila tidak menggunakan kamen diwajibkan untuk menggunakan  pakaian yang sopan.

Tata cara melukat pun sudah diinfokan oleh papan pengumuman yang terpasang di lokasi. Para wisatawan harus berurutan melakukan proses melukat mulai dari pancoran di utara sungai Banyu Asih. Konon dengan mengikuti setiap tahap melukat di sebelas pancoan mata air dapat mengobati segala macam bentuk gangguan penyakit baik medis dan non medis. 

Mata air yang dipakai untuk melukat dapat dibawa pulang dengan jerigen yang dijual oleh penduduk lokal disana.  Usai melukat di sebelas mata air, wisatawan akan diberikan bija (red : sarana upacara berupa beras yang telai diberikan doa) dan dipercikan tirta oleh pemangku (red : pemuka Agama Hindu) di Pura Tirta Sudamala.

Para Wisatawan juga disediakan loker untuk menyimpan barang bawaan dan kamar ganti bilas usai melakukan proses ritual melukat. Untuk masuk ke Pura Tirta Sudamala wiasatawan tidak dikenakan biaya masuk, namun wisatawan dapat berdonasi seikhlasnya untuk operasional perawatan Pura Tirta Sudamala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun