Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Saat Mobil Lawas Mengeluarkan Asap di Keramaian Jalan

5 Februari 2015   02:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:49 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi (4/2) 2015 mungkin bisa jadi menjadi pengalaman yang cukup mendebarkan dan baru pertama kali seumur hidup penulis terjadi. Ayah penulis memiliki sebuah mobil kijang tua dan dibeli oleh Ayah dari tangan kedua. Namun, mobil ini masih bagus karena spedometernya belum terlalu banyak. Ayah membelinya pada tahun 2001 dengan harga 81 Juta dan balik nama BPKP dan STNK dengan biaya sendiri. Selama 14 tahun menggunakan mobil ini belum banyak mobil kijang berwarna biru metallic ini mengalami kerusakan yang parah. Paling hanya kadang aki mobil perlu di setrum di bengkel karena jarang digunakan. Mobil ini juga masih enak untuk dibawa kemana-mana. Hanya saja meskipun mobil ini enak dibawa kemana-mana, penulis belum bisa mengendarai kendaraan roda empat. Terdengar lucu, sudah cukup umur dan tinggi badan lebih dari orang dewasa pada umumnya tidak bisa mengendarai mobil.

Jadi bila menggunakan mobil biasanya ayah atau tetangga penulis yang berprofesi sebagai driver yang akan bersama penulis. Semenjak ayah dipindahtugaskan keluar kota hingga saat ini pensiun dan bekerja freelance di sebuah kota. Penulis bila kemana-mana selalu bersama tetangga penulis yang bernama Pak Parman ini yang akan mengantarkan. Entah untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti ke Supermarket atau sekedar membeli bahan bakar. Tapi mengendarai mobil pun penulis jarang lakukan karena lebih enak mengendarai motor saja sebabnya motor bila ada kemacetan bisa masuk ke celah-celah kecil badan jalan.

Hari ini merupakan jadwal penulis untuk mengisi bahan bakar mobil bersama Pak Parman ke sebuah SPBU. Saat berkendara ada beberapa kejanggalan dengan mobil penulis. Ketika di jalan, pendingin mobil aromanya seperti hangus dan gosong. Dan, yang paling bikin kaget adalah kap mobil penulis mengeluarkan asap seperti akan terbakar. Pengemudi motor yang dijalan yang pertama mengetahui jika dari kap mobil penulis mengeluarkan asap. Buru-buru kami menepi dipinggir jalan dan membuka kap mobil. Dari kap mobil setelah dibuka sudah banyak asap yang keluar. Penulis segera menghubungi bengkel langganan apakah sudah buka pagi hari. Ternyata bengkel sudah buka.

Penulis menunggu supaya panas dan asap dari kap mobil berkurang. Sekitar 20 menit barulah penulis menuju bengkel. Oleh teknisi bengekel setelah diperiksa ternyata diketahu bahwa kopling dan rem mobil mengalami masalah. Ban depan mobil sisi kiri dan kanan pun mengalami suhu yang berbeda. Disi kiri ban mobil begitu panas, sedangakn disisi kanan ban mobil mengalami suhu normal. Alhasil mobil penulis haru setengah hari menginab di bengkel. Mobil penulis juga lupa untuk di service. Biaya untuk service dan perbaikan kopling dan rem cukup merogok kocek dalam –dalam. Karena biaya perawatan mobil lawas ini sekita lima ratus ribuan lebi. Meski mahal mobil lawas ini tetap kencang dan jarang sekali sakitnya. Berbeda dengan mobil saat ini yang cepat sakit.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun