Mohon tunggu...
Michael
Michael Mohon Tunggu... Dosen - Kepingan Catatan Sejarah

The World News Channel

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Honda Ferio, Starlet, Datsun, Agya, Picanto, Brio, dan BRV

3 November 2019   21:06 Diperbarui: 4 November 2019   00:29 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sudah lama tertunda saya ingin menulis tentang pengalaman pakai mobil LCGC dan mobil bekas. Hanya ingin sharing pada penggemar otomotif tentang referensi mobil. Memiliki mobil bukan soal fungsional dan lifestyle semata, lebih dari itu adalah kenyamanan kala aktivitas sehari-hari. Kurun waktu 6 Tahun, beli 2 mobil bekas, dan 8 mobil baru. Sebelumnya juga pernah beli mobil baru Tahun 2011 (Picanto/bukan Picanto Morning). tidak saya review, karena penjelasan dibawah ini, sudah mewakili:

A. Honda Ferio 1996 Manual. Pada Tahun 2012 beli Honda Ferio 1996 manual di TVRI Semarang. Harga kredit 80 juta, DP 35 juta, angsuran 1,8 jutaan. Setelah sampai rumah baru ketahuan ternyata stir asli yang berada di bagasi dalam kondisi rusak. Secara umum Honda Ferio enak dikendarai dan irit. Saat beli kondisi mesin lumayan bagus, tapi setelah dicek bengkel teryata oli dalam mesin sudah dicampur pemilik lama dengan semacam serbukb(kalau gak salah tepung) sehingga suara mesin terdengar halus. Mesin terlihat sehat, ternyata mulai bermasalah-ngebul dikit. Paling parah radiator, AC, dan dashboard. Radator selalu service tapi gak pernah beres. AC sempat jebol saat naik parkir di Mall Paragon, dan yang paling mengecewakan adalah kondisi dashboard yang berisik. Sempat diperbaiki di Harapan Variasi Kudus, dengan bayar mahal, tapi gak ada hasil. Audio ganti dengan harga yang terlalu mahal di variasi. Kaki-kaki perbaikan habis 2 juta lebih di bengkel Joyo sampig UMK Kudus, tetap gak bener juga. Rata-rata sebulan habis 2,5 juta hanya untuk reparasi, entah itu kaki-kaki, mesin, dashboard, atau AC. Hampir tiap hari selalu aja ada yang perlu diperbaiki. Pengalaman beli mobil tua yang usianya sudah 16 tahun. Kelemahan beli mobil bekas, adalah tidak tahu sejarah perawatan dan pemakaian mobil tersebut. Biaya perbaikan perbulan yang rata-rata habis 2,5 juta, bisa dipakai mengangsur jika beli mobil baru. Setelah pakai + 1,5th dan sering bermasalah, akhir mobil ini saya jual pada Tahun 2013.

B. Toyota Starlet 1990 Manual. Masih belum kapok beli mobil bekas, awal Tahun 2014 beli Toyota Starlet bekas di TVRI Semarang. Mobil tersebut sudah di modif, kap mesin model turbo, begitu juga hidungnya modif. Lagi-lagi status mobil bekas, mobil tersebut sering rusak, akhirnya jual rugi.

C. Datsun Go Panca Manual T Option 2014. Kapok beli mobil bekas, lalu beli mobil baru yang terjangkau, pilihan pada Datsun Go Panca Manual T Option 2014. Ini adalah mobil yang paling mengecewakan walaupun kondisinya baru. Jadi cepet-cepet jual apalagi butuh uang untuk bayar angsuran rumah. Liat review saya sebelumnya  

D. Toyota Agya G Manual 1.0 2014, dan 2015. Selepas beli Datsun, sempet pakai 2 minggu lalu saya jual, saya beli Toyota Agya. Dua kali beli mobil ini, karena sempat jual karena butuh uang. Kesan pada mobil ini, cukup untuk sekedar tidak kehujanan dan kepanasan. Jauh lebih segalanya daripada Datsun Go. Kelemahan dashboard yang menggelitik, tidak bisa diajak akselerasi. Kelebihannya harga terjangkau serta perawatan murah nyaris tanpa trouble yang berarti. Karena butuh dana akhirnya kejual lagi.

E. Picanto Morning 2014 (NIK 2016) 1.0. Overall kualitas mobil ini lebih mirip Agya, hanya lebih nyaman. Beli Tahun 2016 stok 2014, dapat harga 100juta pas. 2011 pernah pakai Picanto 2011 1200cc, rasanya gak terlalu beda jauh. Dijual karena pengen ganti transmisi matic setelah kena macet panjang sepulang dari Jogja.

F. Honda Brio E CVT 2017 dan 2018. Ini mobil yang menurut saya paling oke dikelasnya-mobil LCGC terbaik dari segi apapun dibanding kompetitor. Mobil paling fun to drive, masalah hanya pada dashboard yang agak ketinggian. Saat perjalanan pulang dari Majalengka, di Tegal sekitar jam 2 dini hari, saat hujan serta kondisi ngantuk, mobil serempetan dengan Bus samping kanan. Jadi saya memutuskan jual. Tahun 2018 setelah jual Agya TRD Matic dan BRV E CVT saya beli lagi Brio E CVT (model facelift 2017). Dari pengalaman dan melihat beberapa review, mobil yang paling cocok dan pantas dimiliki adalah Honda Brio E CVT. Cocok di modif, harga terjangkau, irit, fun to drive. mobil tersebut saya pakai hingga saat saya menulis artikel ini.

G. Toyota Agya TRD Matic 1.2, 2018. Toyota agya ini saya pisah dengan penjelasan diatas (D) karena Agya yang ini Agya TRD Matic 1200cc. Ini adalah kali ke 3 beli Agya. Sempat memiliki ekspektasi tinggi pada mobil ini karena ini Agya yang 1200cc. Kesimpulannya, mobil ini tidak bisa menyamai Honda Brio E CVT, dalam hal, fun to drive, kenyamanan, mesin, dll, padahal harganya tidak beda jauh.

H. Honda BRV E CVT. Kepengin beli mobil yang lebih besar, setelah dapat cashback 40juta, akhirnya beli BRV. Mobil ini nyaris tanpa masalah, tapi karena angsurannya memberatkan dan kalau parkir susah karena panjang, serta "dipaksa sales dan marketing leasing CNAF CIMB Niaga agar beli mobil ini" akhirnya hanya bertahan 3 minggu.

Kesimpulan. Dari review pengalaman beli 10 mobil diatas, ditambah pengalaman saat kuliah "jadi supirnya dosen-dosen" dengan berbagai jenis mobil pernah coba, untuk city car, saat ini yang terbaik adalah Honda Brio. Demikian review singkat saya, terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun