Mohon tunggu...
Arloren Antoni
Arloren Antoni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sosok melankolis yg sangat halus untuk dunia spiritual, seni dan filsafat. \r\n\r\nNamun juga seorang kolerist yg sangat keras, tajam dan menghantam utk dunia olah pikir & kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Langgam Jawa dalam baca Qur'an Itu malah dianjurkan kok....

25 Mei 2015   20:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Al Khaliq bukan manusia. Dzat-NYA sebagai sebuah "entitas" tidak terikat dengan budaya manapun, termasuk tidak terikat dengan budaya Arab. Jangankan cuma langgam alias irama, bahkan Makhraj (atau tempat keluarnya huruf saat dilafalkan) dalam bahasa Arab saja BERBEDA DIMASING MASING TEMPAT. Makkah, Jordania, Mesir atau Irak dan Iran semua punya makhraj berbeda. Misalnya huruf "JIM" atau bunyi "JA" di Saudi, tapi di Mesir dilafalkan "GA".

Maka dengan itu Otomatis
- kata "JIHAD" akan berubah jadi "GIHAD"
- kata "MUJAHID" akan berubah jadi "MUGAHEED"
Soal "makhraj" ini secara pribadi saya juga pernah ditolak menjadi imam Sholat dengan alasan makhraj saya gak mirip dengan vokalnya orang Arab. Saya jadi mikir, apakah saya harus jadi orang Orang Arab dulu biar lidah saya mirip vokal orang arab baru boleh jadi Imam ....?? Tuhan yang picik atau manusianya yang picik sih....??

Soal Makhraj memang PASTI BEDA untuk setiap wilayah di arab. Qur'an itu "Heritage", warisan dunia. dan bukan milik sebuah kaum, kebetulan diturunkan di Makkah dan kagak mungkin dunk kalo Qur'an diturunkan di Makkah tapi pake bahasa Jawa. Apalagi kalo Rasulullah make blangkon plus baju batik dan sebilah keris dipinggang belakang. Gak nyambung banget lah.....

Satu fakta lagi:
Kini langgam (irama) baca Qur'an dari Muhammad Thaha Al Zubaid menjadi kegemaran banyak muslim dunia. Videonya di Youtube diunduh ratusan ribu kali. Termasuk Muslim di Indonesia menggunakan langgam ciptaan M Thaha ini yang sangat jauh beda dengan langgam yang sering kita dengar saat MTQ di Indonesia. Kenapa anda diem dengan langgam M Thaha tapi protes dengan langgam Jawa....?? Gak sadar selama ini ya....??

Jadi silakan saja baca Qur'an dengan langgam Jawa atau langgam lain yang anda fahami agar "kata kata Illahi" itu makin didengar semua manusia dengan lebih baik. Kata kata Illahi memang harus disosialisasikan, tapi kenapa saat diserukan pada seluruh penduduk Bumi tapi anda malah ngamuk ngamuk....??

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun