Mohon tunggu...
Arlini
Arlini Mohon Tunggu... Penulis - Menulis berarti menjaga ingatan. Menulis berarti menabung nilai kebaikan. Menulis untuk menyebar kebaikan

ibu rumah tangga bahagia, penulis lepas, blogger, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan 1442 H Berkesan, Kronologi Kabar Kehamilan Ektopik, Operasi, hingga Pemulihan

20 Mei 2021   21:24 Diperbarui: 20 Mei 2021   22:04 1997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Ramadhan-ku tahun ini punya cerita berbeda. Tak seperti bulan Ramadhan lalu dimana aku bisa puasa full kecuali datang bulan. Bulan Ramadhan ini puasaku tak sampai seminggu, hanya 6 hari.

Pada hari ke tujuh Ramadhan, tepatnya saat aku salat Ashar rakaat ke tiga, tiba -- tiba perutku terasa mulas. Mirip gejala datang bulan. Ada sensasi basah juga di pakaian dalam. Sempat ku berpikir haid datang. Meski bukan tanggalnya, karena sudah telat sekitar 15 hari.

Tapi aku masih ragu. Pasalnya sensasi pakaian dalam yang basah beberapa hari lalu juga terjadi. Rupanya hanya perasaanku saja, tidak basah. Jadi aku memutuskan menyempurnakan salat ashar saat itu. Selesai salat kupastikan apakah aku haid. Ternyata aku tidak haid.

Lalu aku langsung duduk di ranjang. Perlahan rasa sakit itu bertambah. Kram bercampur kembung. Perutku terasa makin ketat. Akupun segera minta air hangat ke suami. Terpaksa membatalkan puasa.

Selesai minum air hangat keadaan belum membaik. Aku lanjut makan quaker oat. Lalu minum jahe hangat. Rasa itu masih belum reda. Aku minta suami membelikan obat pereda kembung. Di malam hari pasca minum obat itu aku buang angin dan BAB.

Kembali dari kamar mandi, setengah rasa kembung di perutku hilang. Akupun berangkat tidur. Sekitar jam 2 dini hari aku terbangun dan merasakan perutku kembali penuh angin. Rasa mendesak ingin buang air. Kejadian yang sama terulang, selesai dari kamar mandi setengah rasa kembung di perutku hilang.

Setelah tidur kembali aku terbangun lagi satu setengah jam kemudian dan merasakan hal yang sama. Perutku penuh angin. Aku bergegas ke kamar mandi. Disana kulihat noda merah kehitaman di pakaian dalamku. Aku berpikir kalau itu pertanda haid. Jadi hari itu aku tidak puasa. Semampunya kusiapkan menu sahur suamiku.

Lalu akupun sarapan dan minum air jahe campur jeruk nipis dan madu. Setelah itu minum obat pereda kembung yang masih tersisa. Kembung diperutku belum juga reda. Aku coba cari tahu di internet cara-cara meredakan perut kembung. Salah satu yang termudah adalah melakukan olahraga ringan yakni jalan kali selama beberapa menit. Yoga juga bisa.

Akupun melakukan keduanya. Aku bolak balik berjalan kaki di dalam rumah sekitar 15 menit, dilanjutkan melakukan gerakan yoga khusus meredakan perut kembung. Aku beberapa kali buang angin. Lumayan juga rasanya. Perut kembung agak berkurang. Namun hingga siang aku belum benar-benar lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun