Pintu masuk bukan saja berupa jalan masuk ke rumah, pada berbagai kasus sosial, sebutan tersebut kerap dipakai. Misal, Budi mulya sebagai pintu masuk menjerat Budiono. Juga pada kasus gangguan keamanan, penambahan dana keamanan kepada aparat NKRI yang bertugas mengamankan freeport sebagai pintu masuk kondusifnya masalah kantibmas.
Bahkan pada perdebatan yang sengit, tentu harus diakhiri dengan sebuah solusi. Menulis artikel atau apapun juga perlu ada jalan keluar. Wartawan/wartawati pun melekat di pikiran mereka dengan budaya 5W+1H. Apa masalahnya, dimana dan siapa saja lalu bagaimana?.
Ketika anda masuk rumah dari pintu depan, tentu keluarnya dari pintu depan juga. Gubernur BI sebagai pejabat tertinggi kebijakan suatu bank seluruh Indonesia, maka Budiono sebagai pintu utama masuknya upaya rampok uang negara. Tentu, jalan keluarnya harus lewat sang nahkoda juga. Masa mau keluar lewat sampaing atau bawah tanah?
Masuk dan keluarnya sesuatu, dari segi apapun lengkap. Namun, kadang paradoks kalangan tertentu tidak mau menyentuh permasalahan keluarnya seperti apa. Karena takut akan menimbulkan masalah baru. Itu pun menyangkit kekuasaan tertentu juga. Misal, banyak orang mengeluh soal-soal persoalan bangsa yang carut marut. Tetapi mereka tidak berani memberi jalan keluar yang speifisik. Kadang mengambang, kadang berupa politisasi saja. Akibatnya, publik yang mengkonsumsi suatu masalah, bingung mau apa.
Paradoks
Menurut Wikipedia-Indonesia, Kata paradoks seringkali digunakan dengan kontradiksi, tetapi sebuah kontradiksi oleh definisi tidak dapat benar, banyak paradoks dapat memiliki sebuah jawaban, meskipun banyak yang tetap tak terpecahkan, atau hanya terpecahkan dengan perdebatan (seperti paradoks Curry).
Dan juga istilah ini digunakan untuk situasi yang mengejutkan seperti paradoks Ulang Tahun. Ini juga digunakan dalam ekonomi, di mana sebuah paradoks adalah sebuah hasil tidak intuitif dari teori ekonomi. Etimologi paradoks sejarahnya dapat ditelusuri kembali ke Renaissance.
Bentuk awal dari kata ini muncul dalam bahasa Latin paradoxum dan berhubungan dengan bahasa Yunani paradoxon. Kata ini terdiri dari preposisi para yang berarti, dengan cara, atau menurut, digabungkan dengan nama benda doxa, yang berarti "apa yang diterima". Paradoks pembohong dan paradoks lainnya dipelajari dalam zaman pertengahan di bawah insolubilia.
Secuil Pintu Masuk Keluar
Seseorang yang minum air, tentu air tersebut keluar juga berupa kencing. Ada proses yang ilmiah yang berlaku. Bila saja sesuatu masalah tak dapat di paketkan dengan pendekatan pintu masuk dengan pintu keluar, langsung saja jangan percaya. Karena itulah kebohongan besar. Bila ada pelanggaran HAM di daerah perusahaan, itu terjadi karena ada pemodal disini.
Jalan keluarnya, perusahaan tersebut yang dicongkel, bukan pesuruhnya yang didampar. Kalaupun tidak bisa memberi jalan keluar, akhirnya hanya tertumpuk saja didalam, menjadi bau busuk yang menyengatkan bagi siapa saja yang menciumnya.
Jalan keluar dari Indonesia saat ini adalah setelah masuk kedalam ikatan adidaya Amerika Serikat, jangan terus-terus berada didalam. Carikan jalan keluarnya. Ya, pintu masuk ke Amerika melalui apa saja, perjanjian apa saja, persengkokolan apa saja, kalau saja itu pintu sudah tutup, dobrak saja, bila perlu make bull doser rubuhkan itu pintu biar dapat keluar dari dalam. Sulit sampe!
[caption id="attachment_280096" align="aligncenter" width="188" caption="Corong mengalir terus Robert Boyle mengisi dirinya sendiri, tetapi gerakan perpetual tidak ada. (wikipedia-perspektif)"][/caption]