Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Obrak Abrik Freeport Jakarta demi Timika Damai

22 Mei 2014   03:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_307911" align="alignnone" width="632" caption="Solidaritas Mahasiswa Papua Obrak Abrik Freeport Jakarta Demi Timika Damai (screenshot-merdeka.com)"][/caption]

Ratusan anak-anak muda Papua yang turut prihatin atas konflik di Timika Papua, mereka datangi kantor freeport di kuningan Jakarta kemarin (Selasa, 20 Mei 2014). Pada aksi ini, Solidaritas Mahasiswa Papua mengobrak abrik bagian depan gedung plaza 89. Kaca-kaca bagian lobi pecah dan lubang, masa merengsek masuk seketika 50 personil polisi berupaya memblokade jalan masuk.

Kemarahan yang berakibat ricuh ini terjadi karena upaya negosiasi dengan manajemen freeport. Merasa tak dihargai tuntutannya, lemparan batu dan pembakaran ban bekas pun menyala.

Aksi tersebut berdampak kepada freeport dan dua perusahaan lainnya (Rabobank dan PT.Elevenia) lumpuh. Lalu lintas gedung 89 macet total akibat lift mati. Karyawan dievakuasi via tangga darurat. Usai melihat kantornya berantakan, pihak freeport pun mau duduk bicara dengan para pendemo.

Solidaritas ini menuntut freeport tutup bila membiarkan konflik terus terjadi di daerah penghasil emas. Pendemo menuding freeport bertanggungjawab atas tragedi kemanusiaan karena selema beroperasi, negeri ini kerap dirundung konflik sosial.

Solidaritas Mahasiswa Papua sebuah massa aksi yang tak lain dari anak-anak negeri Amungsa ini, merasa prihatin atas bencana yang terjadi berbulan-bulan lamanya, tanpa diatasi negara. Mereka pun merasa kecewa karena selama konflik berlangsung, sanak saudara mereka disana hidup tidak tenang. Cemas, was-was, rasa takut, tidur tak tenang, mencari makan pun jarang karena takut dibunuh di hutan. Kekecewaan ini mereka lampiaskan pada sasaran yang tepat, dengan mengobrak abrik perusahaan AS di Jakarta. Pasalnya, pemerintah tak bakalan mengurusi konflik disini, selain menyerahkannya kepada pemodal AS dan pihak daerah.

[caption id="attachment_307912" align="alignnone" width="632" caption="Obrak abrik freeport Jakarta demi Timika Damai (screenshot-detiktv)"]

[/caption]

Konflik di Timika pecah selama 5 bulan lebih, telah saya urai dengan topik "NKRI Kalah di Papua". Dimana aktivitas warga setempat lumpuh, belasan gedung ibadah tutup, belasan korban berjatuhan. Konflik budaya seperti ini kerap timbul dan ada pembiaran sistemik oleh para pihak yang berkepentingan. Negara Indonesia sendiri bersama jajarannya di daerah diam, aparat negara memilih jaga freeport daripada menegakkan hukum terkait kerusuhan warga.

Obrak abrik freeport Jakarta demi Timika damai, sebuah pilihan disaat perangkat negara mandul dan lumpuh dalam mengatasi konflik. Walaupun cara anarkis disesalkan oleh kalangan tertentu, tetapi kalangan tertentu juga harus menyesali perusakan alam di daerah ini yang dilakukan freeport. Melakukan upaya damai dari sebuah konflik sosial yang berlangsung di dekat sebuah pertambangan raksasa dunia, semoga konflik segera teratasi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun