Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kaum Muda Proposal, Sumpah!

28 Oktober 2013   03:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:57 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suara Semangat Kaum Muda Indonesia Dalam Bentuk Lagu Dari Ufuk Timur

[caption id="attachment_274493" align="alignnone" width="630" caption="Suara Semangat Kaum Muda Indonesia Dalam Bentuk Lagu Dari Ufuk Timur"][/caption]

Tahun 1928 dengan semangat pula, pemuda pemudi mengudara dengan gigihnya. Sedangkan patriotisme kaum muda abad 21, cenderung mengedepankan sebundel proposal sebagai pegangan patriotisme. Siapapun yang memenuhi isi dari proposal tersebut, dialah yang dipegang para kaum muda proposal.

Kasus proposal kaum muda, dimanapun, nusantara ini, kegiatan kaum muda, entah level nasional maupun daerah, friksinya sama. Kegiatan kepemudaan cenderung dilakukan dengan mobilisasi dana besar, tetapi outputnya, habis dalam gedung mewah itu. Aplikasi diluar gedung, jarang terjadi.

Bahkan, prilaku elitis, sudah bisa anda jumpai. Apalagi, ketika memiliki akses dengan penguasa, tentu otomatis, disegani. Cara mereka seolah olah menjadi bagian dari kekuasaan yang ada. Padahal, pemuda sebaiknya merakyat. Penguasa tidak pro rakyat, kaum muda harus hadir untuk mengingatkan, tanpa harus bawa lagi proposal dana sebagai ingatan, tetapi dokumen pembebasan.

Kaum Muda Proposal

Secara rutin, bungkusan “kaum muda”, marak melakukan kegiatan. Apakah kegiatan berdampak bagi negara atau tidak, yang penting, dana masuk dari sumbangan itu wajib. Ini prilaku yang melekat pada otak para pegiat “kaum muda-Indonesia”.

Bahkan, KPK yang baru terbentuk, walaupun dapat sumbangan uang dari penguasa, konon, prilaku KPK lebih tegas daripada slogan kaum muda mudi Indonesia yang sudah duluan dikumandangkan. Pemuda Indonesia cenderung melanggengkan kekuasaan yang ada. Entah penguasanya busuk, maling uang rakyat, pembunuh rakyat dan seterusnya, mereka (kaum muda proposal) tetap berada dibalik rezim.

Mentalitas elit Indonesia saat ini, hancurnya kedaulatan bangsa dan negara, tak terlepas dari didikan (peranan) kaum muda. Organisasi yang dulunya heroik, ternyata, pada era sekarang, apa yang bisa diambil dari hikmah keberadaan pemuda Indonesia? Kosong total. Teori kepemudaan jauh melesat ke jurang. Akhirnya, pemimpin bangsa, yang konon berasal dari kandang yang sama, tidak punya mental kenegaraan yang jitu. Karena bermental proposal pula, generasi didikan mereka ini, penuh dengan “proyek kepemudaan”.

Ada pemuda/pemudi kampung, pemuda/pemudi perkotaan, orang muda dari dunia pendidikan, lintas keagamaan dan seterusnya. Masing-masing punya cara sendiri-sendiri. Yang agama, mendukung dogma agama samawi. Versi kampung, dukung pembangunan dan aktivitas kampung. Kaum muda perkotaan bertumpuk pada acara konser musik dan hiburan perkotaan. Bersaing sana sini, siapa yang trend dan kren. Kreatifitas kepemudaan diarahkan kepada bagaimana seseorang mencari sensasi ketimbang berjuang.

Sumpah!

Demikian beginilah model sumpah. Walaupun tidak ada teks resmi, tetapi realitas dari fenomena sumpah pemuda di abad 21 dan era kebangkitan pemuda 1928, sudah jauh beda.

Kami Pemuda/pemudi Proposal Bersumpah: Sumpah deh-Kami dukung bapak/ibu/saudara yang bantu kami uang, itu saja. Kami tetap mendukung penguasa yang ada, walaupun dia koruptor kakap. Kami setia menjadi agen pembangunan, bila ada uang masuk.

Pemuda/Pemudi Tahun 1928 Bersumpah: Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Negara maju seperti Amerika maupun Eropa, tidak terlalu menjunjung tinggi kepemudaan. Pemuda pemudi dunia barat cenderung berlabuh pada skill, mengisi diri mereka kepada prospek pasar bebas. Bahkan menjadi idola sepak bola terkenal, dan mendapat fasilitas istimewa dari cara mereka mengolek bola di lapangan hijau.

Indonesia, tarada yang kurang. Pemuda dapat bagian, pemudi pun sama. Namun, tetap termakan dengan pola-pola glamaur yang menjadi budaya negara-negara yang tidak punya basis kepemudaan. Mana ada demam stile muda mudi Indonesia yang menjadi trend bagi anak muda di luar negeri. Justru, demam korea (mode rambut, tampan/wajah) orang dari luar negeri marak ditiru generasi muda Indonesia. Bahkan, berani operasi hidung dan mata hanya supaya bisa mirip idola tertentu di luar negeri. Jangan mau jadi kaum muda “tukang cari sensasi”. Jadilah Pejuang Muda!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun