Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jaman Segini Mistik Laku Dijual?

23 Februari 2014   21:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:32 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kompas kemarin (22 Februari 2013) melansir berita ini: "Wanita Misterius" di Lidah Api Monas. Lidah api berbobot 14,5 ton dan disepuh emas sebanyak 50 kilogram tersebut seolah membentuk sosok perempuan sedang bersimpuh dengan wajah tertunduk. Tak ada catatan pasti apakah bentuk itu memang bagian dari desain atau bukan.

Sejak dibangun, hampir sebagian warga Indonesia sudah datang kesini. Namun, cerita mistis dibalik kekohohan tugu tersebut, tak banyak juga yang tau. Orang-orang tertentu mungkin saja kerap datang ke monas demi melakukan ritual. Kadang ada ritual sulap dari orang-orang pintar disekitar sini pada malam hari. Melalui trik tipu-tipu, mereka berhasil mengelabui penonton/pengunjung monas yang singgah menonton atraksi sehingga meraup uang banyak dari 1-4 kali pertunjukan. Beda dengan abang tukang jualan kerok telor yang benar-benar menyajikan makanan sehat dengan harga terjangkau, yang bila dinikmati, enaknya luar biasa.

Bahkan, komentar dari Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monas, Rini Haryani, yang juga tidak mengetahui asal-usul keberadaan bentuk perempuan itu di Monas. Rini yang juga menjadi Kepala Museum Monas ini mengaku hanya mendengar cerita dari orang-orang soal sosok di lidah api tersebut.

Kita faire saja, jualan mistik dan jualan makanan atau minuman, memang kalah jauh penghasilan si penjual minuman ringan di seputar monas ketimbang praktik sulap yang mengabadikan manusia, binatang, dengan peragaan seakan mati-hidup lagi, ditusuk dengan parang tajam tak ada darahnya. Cara itu justru mampu meraup keuntungan berlipat ganda.

Monas ini, sudah ada emasnya, 50 kg pula, ditambah lagi bumbu-bumbu mistik seperti diberitakan diatas, akan semakin laku neh wisata disini? Disatu sisi, jangankan mau mengajak pengunjung berwisata kesini dengan pancingan horor segala, mereka yang nasionalis pun tentu akan datang kesini mengenang kejayaan perjuangan nasional Indonesia, kala itu. Sejarah mencatat, Monumen Nasional didirikan pada 17 Agustus 1961. Tujuan pendirian Monas adalah untuk mengenang perjuangan dan semangat revolusi kemerdekaan.

Namun, Rini mengaku dia belum pernah memastikan sendiri penampakan sosok tersebut. "Saya dengar memang bentuknya menyerupai wanita jika dilihat dari teras atau lobi Istana, apalagi pas malam hari. Tapi, saya itu enggak tau maknanya," ujar dia. Rini menduga, kalau benar bentuk itu memang disengaja ada di sana, sosok tersebut merupakan permintaan khusus dari Presiden Soekarno, presiden pertama Indonesia dan penggagas Monas. "Pak Karno kan senang dengan keindahan wanita," ujar dia via kompas.com

Jaman pasar bebas, serba teknologi, sains dan ilmiah, masih saja muatan mistikasi pada pemahaman akan sesuatu. Sebab, mengatasi freeport atau menuju AFTA 2015 pun, tak mungkin dihadapi dengan sesuatu yang mistik, alias tidak diakui secara akal sehat. Terlepas dari maksud desain atau mata memandang dari mahluk misterius itu, jiwa patriotisme penduduk Indonesia harus dijamah dalam informasi yang bukan klenik semata, tetapi benar-benar mendidik dan masuk akal. Jangankan tugu monas yang ada penampakan, awan pun, membentuk simbol tertentu yang kapan saja dipandang kala bulan purnama.

Begitu juga dengan kerap kita jumpai pada tiap khotbah keagamaan samawi, iman laku dijual melalui bumbu-bumbu mistik. Mereka menyatakan ada setan/iblis yang selalu menggoda iman, tetapi bentuk nyata dari setan saat ini tidak ada gambaran pasti. Padahal, sistem imperialisme itulah setan yang harus disuarakan oleh penganut agama samawi, demi keselamatan umat dari penjajahan.penindasan sistem. Surga yang nyata adalah sistem yang adil, pemerataan, keadilan sesuai sila ke-5 Pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun