Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah ruh, dan menebar kebaikan adalah jiwaku. Bagiku kehidupan ini berproses, karena tidak ada kesempurnaan kecuali Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa, Momentum Deradikalisasi "Pemahaman" Islam

28 Mei 2018   18:19 Diperbarui: 28 Mei 2018   19:05 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imam besar Masjid Agung Brebes Drs KH Rosyidi menjelaskan, kalau Ramadhan itu bukan bulan biasa. Karena banyak rahasia yang mustinya bisa ditangkap oleh mahluk-Nya dengan cara peningkatan ibadah kepada Yang Maha Kuasa. Tanpa peningkatan ibadah di bulan Ramadhan sama saja menapaki jejak perjalanan panjang yang sia sia belaka. Termasuk kepada kelompok radikalisme dan terorisme, agar meluruskan pemahaman terhadap Islam.

"Akibat pemahaman yang keliru, membuat kaum radikalisme dan terorisme membabi buta dengan dalih agama. Ramadhan ini, hendaknya dijadikan momentum meluruskan pemahamannya terhadap Islam," ujar KH Rosyidi saat berbincang dengan NU Online di kediamannya, Pasarbatang Brebes, Jawa Tengah, Ahad (27/5).

Kiai sepuh di Brebes ini menyayangkan sikap yang diambil para kaum radikalisme ketika membuat gerakan khilafah dengan konyol. Jihad itu, bukan dengan memerangi sesama manusia meskipun itu orang kafir. Kelompok radikalisme dan terorisme hendaknya memahami Islam dengan lebih baik lagi sehingga tidak terjadi pertumpahan darah.

Di bulan puasa, nuraninya harus diasah kembali sehingga tidak terfokus pada surga kamuflase dengan cara ngebom bunuh diri.

Ketika sudah ada perjanjian damai, tegasnya, maka kaum kafir itu tidak boleh diperangi. Apalagi terhadap saudara muslim. Nyatanya, banyak korban akibat ulah kaum radikalisme dan terorisme adalah saudara muslim.

"Jihad yang besar, adalah melawan hawa nafsu," tandas Kiai Rosyidi yang mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Brebes era 90-an.

Ramadhan, lanjutnya, telah memberikan bonus yang besar kepada umat Islam bahwa ibadah sunah berpahala wajib sedangkan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan 10 kali lipat.

Untuk itu Kiai Rosyidi mengajak kepada para eks Syuriyah untuk meluruskan kembali pemahaman keislamannya setelah berada di Indonesia. Kembangkan sikap dan sifat toleransi di bumi Indonesia yang memegang teguh ke-bhinekatunggalika-an dengan Pancasila sebagai dasar Negara.

Kepada para ulama, sambung Kiai Rosyidi, agar secara massif dalam dakwahnya memberi pengertian tentang jihad dan arti pentingnya hidup berdampingan secara damai.

Kiai Rosyidi juga bersyukur, antara NU dan Muhammadiyah tidak lagi merisaukan perbedaan kilafiyah dalam amaliyah. Antara NU dan Muhammadiyah meskipun berbeda tetapi tidak ditonjol-tonjolkan karena sudah dewasa dalam pemahaman agamanya.

Berbeda dengan kelompok radikalisme yang memaksakan kehendak. Versi mereka, semua hal baru yang tidak ada dalam tuntunan Nabi dibid'ahkan, bidah dolalah yang berujung pada neraka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun