Mohon tunggu...
Yoga Haryuna
Yoga Haryuna Mohon Tunggu... Insinyur - Electric Engineer

Electrical and Mechanical Project on gks-eng.com, Instagram on @ladangdigitani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia adalah Bagian dari Desa Saya

10 Juni 2019   10:31 Diperbarui: 10 Juni 2019   20:43 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepintas melihat judul,  kita menerawang jauh ke belakang, di tahun 1978. Tulisan ini adalah dasar pemikiran Emha Ainun Najib.  Tokoh budayawan yang melahirkan karya buku termasyur.  Mengenai Bangsa Indonesia yang tak pernah merasakan merdeka sesungguhnya.  

Tulisan ini mengingatkan bahwa kita sudah sepatutnya tidak usah mengharapkan Indonesia menolong kita,  namun sebaliknya,  kita harus bisa menolong Indonesia.  Cara berpikir untuk semua kalangan agar bisa berkontribusi demi kemajuan Bangsa. 

Dalam ruang lingkup yang lebih kecil,  kita bisa menolong Indonesia lebih baik dengan melakukan kontribusi kecil sekitar kita.  Bagaimana implementasinya?  Kita harus paham soal ekonomi Elite Dunia. 

Dimulai dari arah Bangsa Indonesia ketika memulai menghadapi dampak Perang Dingin antara Blok Barat dan Timur. John F Kennedy terbunuh. Soekarno lengser. Lalu Soeharto memimpin. Beberapa SDA potensial diteken kontrak kerjasama dengan AS.   

Indonesia masih menjadi negara berkembang.  Menjadikan Indonesia menjadi persekutuan bagi negara yang lebih super power.  Bisakah Indonesia menentukan kebijakan mengatur dirinya sendiri?  Bisakah Mengatur SDA berlimpah di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi ini?  

Perang Dagang dimulai. Negara Elite Ekonomi sudah memulai persaingan. Indonesia berada di persimpangan. Tak punya kendaraan sendiri. Ikut kendaraan siapa? Ditentukan setelah Perang Dagang selesai. Era Modern dengan Generasi 4.0 telah tiba.  Ekonomi mulai bergeser ke arah Digital.  Semua Perusahaan harus berkembang mengikuti zaman.  Jika tidak,  mereka akan digerus oleh zaman.  

E-commerce dan Perusahaan Start Up lainnya berkembang dengan pesat. Mulai diakuisisi kepemilikan oleh negara Adidaya dan mereka sudah mendapat perilaku konsumen Indonesia.  Database type customer di Indonesia sudah dipetakan. Para pemangku kebijakan sudah seharusnya memproteksi ekspansi perusahaan - perusahaan itu untuk bisa menguasai Pasar Indonesia.  Jika tidak,  kita akan menjadi pesakitan di negeri kita sendiri.  

Dalam hal anugerah kekayaan alam,  Indonesia mempunyai SDA yang melimpah.  Namun berlaku hukum Paradoks Keberlimpahan.  Negara yang mempunyai SDA melimpah akan mengalami ketimpangan dalam hal ekonomi.  Begitu juga Indonesia.  Ada kepentingan yang lebih besar dari negara Super Power untuk menguasai Indonesia.

Bagaimana kita sebagai warga negara untuk menyikapinya?  Harus berlaku hukum, kecil untuk besar.  Kita bisa berbuat sekecil apapun untuk tempat tinggal kita.  Untuk orang-orang sekitar kita.  

Kita tak boleh lagi membebani Indonesia untuk menolong kita.  Namun kitalah yang harus menolong Indonesia.  Desa sebagai penyokong pertumbuhan di urutan paling bawah harus bisa secara mandiri menyejahterakan masyarakat.  

Kita bisa mencukupi kebutuhan hidup kita.  Saling berbagi kepada orang-orang di sekitar kita.  Itu sudah cukup menjadi siklus keberlangsungan taraf hidup kita.  Kita bukan di tataran kaum Elite Dunia untuk menentukan kebijakan Negara sebesar Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun