Mohon tunggu...
Arjuna S
Arjuna S Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beradaptasi dengan Demokrasi "Kocar-kacir"

14 September 2018   11:20 Diperbarui: 17 September 2018   14:11 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi asas demokrasi dengan berlandaskan Pancasila. Seluruh rakyat bebas berpendapat demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Namun, dilema yang terjadi saat ini, rakyat sudah mulai "kebablasan" dalam berpendapat di muka umum ataupun media sosial terkait segala peristiwa yang sedang terjadi di Indonesia ataupun kritik terhadap Pemerintahan Indonesia.

Artinya, Rakyat dalam menyuarakan pendapatnya sudah tidak berlandaskan Pancasila. Berani berpendapat di muka umum tanpa berlandaskan realitas yang ada serta tidak memperhatikan norma-norma yang berlaku. Selain itu, memanfaatkan mudahnya akses media sosial untuk menyebarkan informasi juga masih disalahgunakan untuk kepentingan tertentu secara tidak bertanggung jawab.

Viralnya video curhatan emak-emak di media sosial yang kecewa dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK menjadi trend saat ini. Dalam video tersebut, emak-emak tersebut memaparkan kekecewaannya atas kinerja pemerintahan yang hingga saat ini masih belum dapat dirasakannya. 

Padahal apabila kita tinjau realitas yang ada, kinerja pemerintah saat ini sangat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah.

Tingginya angka kesejahteraan rakyat dan angka pembangunan yang merata juga dapat menjadi bukti kepedulian Pemerintah terhadap masyarakat menengah kebawah dan masyarakat tertinggal. Selain itu, emak-emak itu juga menilai kegagalan pemerintah karena penurunan nilai rupiah terhadap dollar.

Memang Rupiah sedang melemah, namun pelemahan mata uang terhadap dollar bukan hanya terjadi di Indonesia, namun hampir terjadi di seluruh negara. Melemahnya rupiah ini juga tidak menyebabkan kerugian besar bagi masayarakat Indonesia karena tidak berpegaruh dengan perputaran ekonomi dan stabilitas harga kebutuhan pokok rakyat Indonesia.

Nah, dari video tersebut menunjukkan bahwa masyarakat dalam berpendapat tidak berlandaskan Pancasila dan realitas yang ada. Melihat sesuatu hanya dari satu sisi tanpa memperhatikan realitas lain merupakan paradigma sempit yang masih banyak tertanam di dalam masyarakat sehingga mudah untuk terpengaruh dan terprovokasi oleh informasi negatif.

Selalu mendiskreditkan pemerintah, melihat pemerintahan Jokowi-Jk dari sisi negatif, bukan melalui sisi positif seperti berbagai pencapaian pemerintah untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia bukan merupakan jatidiri bangsa ini.

Saat ini, demokrasi Indonesia sudah mulai "Kocar Kacir". Rusaknya penerapan demokrasi di Indonesia ini bukan karena pemerintah yang tidak menerapkan asas demokrasi Pancasila sebagaimana mestinya. Namun, carut marut dalam penerapan demokrasi di Indonesia saat ini dikarenakan masih banyaknya oknum di dalam masyarakat yang mudah terpengaruh dan terprovokasi.

Apabila masayarakat dalam berdemokrasi atau dalam menyuarakan pendapatnya tidak berlandaskan Pancasila dan realitas yang ada , itulah yang dapat berakibat pada perpecahan dan konflik komunal di dalam masyarakat.

"Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri,"

(Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia)

Perjuangan bertahun-tahun melawan penjajah memang telah usai. Para penjajah berhasil diusir dari bumi Indonesia tercinta. Namun perjuangan kita belum benar-benar selesai. Ada banyak pekerjaan rumah bagi setiap lapisan masyarakat untuk membangun negara kita menjadi lebih kuat dan makmur.

Masyarakat masih bisa dengan mudah termakan provokasi tanpa memeriksa lebih jauh fakta-fakta yang ada. Setiap berita atau isu yang ada di berbagai media langsung ditangkap sebagai fakta tanpa menganalisanya terlebih dahulu.

Tidak cuma itu saja, kebanyakan dari kita masih memiliki mental penghujat. Sulit memberikan kritik dengan tata cara yang baik dan memberikan kontribusi untuk membantu lancarnya pemerintahan dan pembangunan negeri ini.

Kondisi demokrasi di Indonesia saat ini, memaksa kita untuk mampu beradaptasi dan menyikapi adanya penurunan kualitas norma di dalam masyarakat. Kita harus beradaptasi dengan cara tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi dengan informasi yang tersebar di muka umum ataupun di media soial, mampu memilah informasi.

Selain itu, kita juga harus menerapkan asas-asas Pancasila secara menyeluruh di dalam berdemokrasi . Kita harus mampu beradaptasi dan survive di era keterbukaan informasi dan keterbukaan demokrasi ini.

Janganlah kita menjadi "sampah" ataupun menjadi benalu di negara kita sendiri. Mari kita bantu pemerintah untuk memajukan bangsa ini melalui kerja nyata dan menerapkan demokrasi berlandaskan Pancasil dan norma yang berlaku di bangsa kita ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun