Mohon tunggu...
Arizqa Novi Ramadhani
Arizqa Novi Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga

Menggemari kepenulisan, jurnalistik, dan sosial-humaninora.

Selanjutnya

Tutup

Book

Menilik Budaya Patriarki dalam Novel "Perempuan di Titik Nol"

3 Agustus 2022   10:32 Diperbarui: 3 Agustus 2022   10:34 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Demikianlah Firdaus menjadi mesin uang yang diperas siang malam memenuhi hasrat para lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Suatu masa ketika Firdaus memutuskan untuk pergi dan keluar dari pekerjaan itu, mucikarinya tak mengizinkan. Disitulah terjadi pertengkaran hebat yang membuat Firdaus dapat dengan mudah menancapkan pisau ke sekujur tubuh si mucikari, yang berakhir dengan hukuman mati si Firdaus.

Firdaus yang malang. Tak ayal jika novel ini memang berjudul Perempuan di Titik Nol. Siapapun yang menjadi Firdaus, sudah tentu ini merupakan titik terendah bagi dirinya, atas ketidakberdayaannya melawan perlakuan semena-mena dari kaum lelaki.

Pada akhirnya, novel ini merupakan sebuah pelajaran berharga bagi kita semua, baik laki-laki maupun perempuan untuk menyadari betapa pentingnya arti kesetaraan gender dan membuang jauh-jauh budaya patriarki. Kisah Firdaus hanyalah satu dari sekian banyak kasus pelecehan terhadap harga diri perempuan yang tidak tersampaikan untuk diketahui banyak orang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun