Mohon tunggu...
Ariyanti Yusnita
Ariyanti Yusnita Mohon Tunggu... Dokter -

Proud to be me

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Darurat Seks Bebas pada Generasi Muda

21 Mei 2018   15:54 Diperbarui: 21 Mei 2018   16:19 12944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara langsung maupun tidak, hal-hal itu diterima oleh kaum muda sebagai sesuatu yang wajar, tidak salah, dan tidak masalah. Pada akhirnya, itu akan membentuk suatu pemahaman dan konsep keliru yang dihidupi dalam dunia nyata.

Ketiga, faktor pendidikan. Pendidikan di sini bukan terbatas pada nilai-nilai agama saja, tapi kaum muda harus dibekali secara cukup tentang dinamika pergaulan, kesehatan reproduksi / pendidikan seks yang benar, hingga dampak pergaulan bebas dan bagaimana menyikapinya.

Pengajaran dan penanaman nilai-nilai, etika, dan moral ini seharusnya mereka dapatkan dari lingkungan manapun, baik dari keluarga, sekolah, kelompok bakat-minat, masyarakat, hingga tempat ibadah.

Betapa penting kita mengajarkan bahwa seksualitas dan hubungan seksual adalah anugerah yang indah dari Tuhan untuk manusia ciptaannya. Ada tujuan penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Hal ini berkaitan dengan prokreasi (regenerasi) dan rekreasi (kenikmatan hubungan antar suami dan istri).

Namun, hubungan yang paling intim tersebut hanya sah dan diizinkan dalam koridor pernikahan, menjadi hak bagi pasangan suami istri yang telah menikah. Bila kita semua memahami hal ini, maka konsep tersebut akan menghindarkan generasi muda dari kehancuran akibat dampak mengerikan pergaulan bebas, dan tentunya akan menghindarkan mereka dari dosa seksual.

Sekilas, mari kita cermati dampak pergaulan bebas yang sangat mengerikan ini. Secara fisik, dampak perilaku seks bebas akan berakibat pada penularan penyakit kelamin, mulai dari yang ringan hingga HIV/AIDS yang dapat berujung kematian. Selain itu beresiko pula terhadap terjadinya kehamilan.

Sementara kehamilan remaja, bukan tanpa resiko. Potensi adanya kesulitan kehamilan dan persalinan, penelantaran anak dalam kandungan, bahkan pengguguran bayi dalam kandungan, atau yang dikenal dengan sebutan aborsi, sangat besar. 

Secara psikis, mereka yang belum menikah tetapi sudah berhubungan seks beresiko mengalami gangguan kejiwaan, emosi yang terganggu, putus asa, minder, rasa takut, stres, depresi, sampai bunuh diri.

Pernyataan seorang muda yang pernah terlibat dalam pergaulan dan seks bebas mengatakan, ada penyesalan besar, rasa ketidaklayakan yang sangat mengganggu, bahkan dalam tempo yang lama. Menyedihkan bahwa masa muda yang seharusnya indah itu telah terenggut, dan tidak mungkin diulang.

Secara sosial, perilaku seks bebas dapat meningkatkan terjadinya pernikahan dini, putus sekolah, kemiskinan, penelantaran anak, hubungan-hubungan yang terganggu, yang kesemuanya akan menjadi beban keluarga, dan lebih luas menjadi beban masyarakat dan negara.

Belum lagi bila hal ini dikaitkan dengan dampak spiritual, yang tentunya berangkat dari prinsip iman dan keyakinan masing-masing kita. Betapa pergaulan bebas ini sanggup merampas masa depan anak-anak kita, para generasi muda kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun