Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendengar, Melihat, dan Meniru Ibu

21 November 2020   21:35 Diperbarui: 21 November 2020   21:39 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan Anakku (dokumentasi pribadi)

Mendengar, Melihat dan Meniru Ibu.

Tanpa mengesampingkan peran ayah, ibu adalah sekolah pertama bagi seorang anak, yaitu saat anak mulai  belajar minum air susu ibu hingga anak menjadi orang tua bagi anaknya sendiri.

Proses belajar seorang anak cenderung berasal dari apa yang sering didengar dan dilihat, hingga kemudian meniru apa yang dilakukan orang yang ada di sekitarnya, dengan demikian penting untuk anak mendapat pendampingan orang tua sehingga fokus anak untuk melihat, mendengar tertuju pada orang tua terutama ibunya.

Sulung saya berkata, bahwa apa yang didengar, dilihat dan kemudian dicontoh/ditiru itulah yang akhirnya menjadi kebiasaan seorang anak, dan lambat laun membentuk karakter ketika anak beranjak dewasa.

Contohnya seperti Neal, karena sering diajak ibunya kemana-mana, dan melihat bagaimana ibunya pelayanan membantu orang lain dan membawa makanan saat kunjungan, maka hal ini akan membentuknya menjadi anak yang ringan tangan dan suka berbagi.

Anak juga akan melihat bagaimana sikap dan prilaku ibu kepada orang lain, terutama terhadap orang-orang terdekat yang ada di sekitar, seperti asisten rumah tangga, tetangga, kakek-nenek, bahkan kepada ayah dan atau kakak adiknya. Ketika ibu menasihatkan untuk bersopan santun dan baik kepada sesama, namun pada kenyataannya anak melihat ibu tidak melakukan apa yang dinasihatkan, maka anak akan mengikuti apa yang dilihatnya.

Gaya hidup yang diterapkan seorang ibu juga akan menjadi contoh anak-anaknya. Anak yang dimudahkan untuk membeli barang yang diinginkan atau mendapatkan apa yang diinginkan, akan tumbuh menjadi anak yang dominan dan egois, sedangkan anak yang terbiasa untuk hidup sederhana dan tidak selalu harus memperoleh apa yang diinginkan, akan menjadi anak yang lebih bijak dan mandiri.

Proses Belajar Bersama Ibu

Seperti di sekolah, kehadiran siswa menjadi faktor penting dan penentu dalam penilaian prestasi seorang siswa, bila tidak memenuhi syarat minimum, maka siswa tidak akan naik kelas karena artinya tidak ada pertemuan antara guru dan siswa untuk proses belajar mengajar. Begitu pula dengan proses belajar bersama ibu, bila tidak ada kegiatan yang dilakukan bersama secara rutin dan terus menerus maka anak tidak akan mendapat apa-apa dari ibu, seperti yang dialami Agit.

Bukan jumlah waktu kebersamaan yang menjadi penting, namun seberapa banyak kegiatan yang dapat dilakukan bersama antara ibu dan anak, karena dengan melakukan aktivitas bersama, anak dapat melihat, mendengar, mengingat apa saja yang dilakukan dan diajarkan ibu kepadanya.

Meskipun seorang ibu menjadi ibu rumah tangga sepenuh waktu, tetapi lebih banyak menghabiskan waktu dengan pekerjaan rumah tangga dan kegiatan pribadi seperti bermedia sosial, maka anak tidak akan belajar banyak dari ibunya. Begitupun untuk ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah, tetap dapat memberikan banyak pelajaran kepada anak bila dapat meluangkan waktu saat di rumah untuk fokus beraktivitas bersama anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun