Mohon tunggu...
Ni Made Ari Wilani
Ni Made Ari Wilani Mohon Tunggu... Psikolog - Pembelajar kesejahteraan jiwa

Dosen di Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. Psikolog klinis di Center for Applied Psychology, Psikologi FK Unud Founder ASA Community

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Redakan Stres dan Cemas dengan Meditasi yang Seru, Gimana Caranya?

12 Oktober 2020   13:10 Diperbarui: 12 Oktober 2020   13:11 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menghadapi masa pandemi Covid-19 di tahun 2020, yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan, membutuhkan ketangguhan mental yang baik. Badan kesehatan dunia atau WHO pada tanggal 5 Oktober 2020 merilis berita bahwa pandemi Covid-19 telah mengganggu layanan kesehatan mental di sebagian besar negara di dunia dan mengancam kesehatan mental di berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia.

Hasil studi yang dilakukan oleh Vindegaard dan Benros (2020) menunjukkan bahwa pasien Covid-19 menunjukkan adanya tingkat simtom stres pasca trauma (Post-Traumatic Stress Symptoms) dan juga meningkatnya simtom atau gejala depresi. Masalah kesehatan mental tidak hanya menghantui pasien Covid-19 tapi juga memengaruhi praktisi kesehatan. Artinya, menjaga kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam menghadapi situasi pendemi yang masih berlangsung hingga saat ini.

Keterampilan menjaga kesehatan mental menjadi salah satu keterampilan penunjang hidup yang penting. Ketidakpastian dalam menghadapi situasi pandemi meningkatkan peluang munculnya stres dan kecemasan. Stres dijelaskan sebagai suatu kondisi pengalaman emosional negatif yang diikuti oleh adanya perubahan (respon fisiologis tubuh, pikiran, maupun perubahan perilaku) yang dilakukan untuk  mengubah situasi yang dianggap menekan (stressful) ataupun mengurangi dampak negatif suatu kejadian (Taylor, 2015). Stres adalah hal yang normal terjadi dalam kehidupan manusia. Stres yang dialami oleh seseorang secara berkepanjangan dapat memicu timbulnya kecemasan dan masalah kesehatan.

Kecemasan menurut Alan Carr (2003) merupakan suatu kondisi ketika respon terhadap ancaman terlalu berlebihan dan bersifat irasional sehingga seseorang menjadi terlalu takut dan tidak berfungsi dengan optimal di masa kini. Umumnya orang yang mengalami stres berlebihan dan kecemasan yang berkepanjangan dapat mengalami penurunan kualitas hidup. Stres dan kecemasan yang banyak dialami di masa pandemi seperti saat ini tentunya sangat memerlukan penanganan. Salah satu tritmen yang bisa untuk coba dilakukan adalah menerapkan meditasi. Hasil penelitian menemukan bahwa meditasi mampu mengurangi kadar stres (Munoz, dkk, 2016) dan menurunkan tingkat kecemasan yang dirasakan seseorang (Hoge, dkk, 2018).

Meditasi menurut Jon Kabat-Zinn (2018) bukanlah tentang mengendalikan pikiran agar menjadi suatu kondisi tertentu yang dianggap sebagai suatu konsep meditasi. Meditasi lebih pada menyadari semua hal yang sedang terjadi di dalam diri---di sini---saat ini (mindful), lalu menerima semua hal yang disadari sebagai bagian dari realita yang sedang dihadapi. Meditasi tidak harus dilakukan dengan duduk diam. Bagi sebagian orang, meditasi dengan teknik duduk diam dan mengamati "diri" adalah tugas yang sangat sulit dilakukan.

Osho (1993) menawarkan berbagai teknik meditasi yang dapat dilakukan sambil tetap menjalankan aktivitas sehari-hari. Secara spesifik, beberapa teknik dapat dilakukan untuk mengurangi ketegangan di tengah kewajiban untuk menunaikan tugas sehari-hari (Osho, 2014). Dari beberapa teknik yang dijelaskan oleh Osho (1993) penulis menyajikan beberapa teknik yang menyenangkan yang telah dipraktikkan secara pribadi. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat anda coba:

  • Mulai Hari dengan Meditasi Tertawa. Setiap pagi ketika anda mulai bangun tidur, jangan langsung buka mata. Saat rasa kantuk mulai hilang, tertawalah di tempat tidur. Beberapa hari pertama akan terasa sulit, karena pikiran mungkin mengatakan hal itu aneh untuk dilakukan. Setelah meditasi tawa beberapa hari di awal, tawa anda akan natural dan menular pada orang lain.
  • Latihan STOP!. Lakukan latihan simpel ini minimal enam kali dalam sehari. Meditasi ini hanya dilakukan dalam waktu 30 detik setiap kali. Caranya, ketika anda beraktivitas, berhentilah secara mendadak dan jangan bergerak selama 30 detik. Seperti permainan "jadi patung". Arahkan seluruh kesadaran dan rasakan keberadaan anda dan sekeliling selama 30 detik. Setelah 30 detik, lanjutkan beraktivitaslah seperti biasa.
  • Meditasi Serang Bantal. Anda dapat melepaskan kelebihan energi utamanya emosi frustrasi dan marah yang tersimpan dalam tubuh sejak lama dengan memukul, menggigit, atau meninju bantal. Lakukan dengan sungguh-sungguh selama 15-20 menit per hari. Tubuh anda tidak akan mengenali bantal sebagai sosok lain yang menurut anda jadi sumber kemarahan, tapi energi marah dapat dilepaskan. Latihan ini membantu anda untuk mengelola emosi marah, sehingga tidak sampai menyakiti orang lain. Setelah 2 minggu latihan, anda akan terheran-heran karena tendensi marah menjadi sangat berkurang.
  • Meditasi Wajah Lucu. Ketegangan sangat mudah tercermin di wajah, sehingga menggerakkan wajah dapat membantu meredakan ketegangan. Coba lakukan latihan ini saat mandi. Sambil berdiri di depan cermin, gerakkan wajah anda dengan sungguh-sungguh. Buat bentuk wajah seaneh mungkin. Rasakan wajah menegang ketika membuat pose wajah lucu. Lakukan selama 10-15 menit. Anda mungkin merasa tidak nyaman atau aneh di awal, namun setelah sering dilakukan terasa menyegarkan.

Osho (2014) menekankan meditasi sebaiknya dimulai dari aktivitas apa pun yang dianggap mudah dan nyaman untuk dilakukan. Segala aktivitas yang dilakukan dengan menyatukan kesadaran tubuh dan mental adalah meditasi. Jadi tidak masalah apapun bentuk aktivitas yang anda pilih untuk dijadikan kondisi meditasi, selama anda melakukannya dengan penuh kesadaran maka hal tersebut menjadi bagian dari meditasi anda sehari-hari. Bila dipraktikkan setiap hari, maka respon stres dan kecemasan dalam diri akan berkurang. Penyebabnya adalah kesadaran yang diarahkan di saat ini dan di tempat berada, bukannya mengkhawatirkan masa depan yang tidak pasti dan menyesali masa lalu yang telah lewat. Tubuh fisik dan mental adalah suatu kesatuan, jadi salah satu aspek diubah maka yang lain akan mengikuti. Selamat mencoba.

Referensi:

Carr, A. (2003). Abnormal Psychology. Taylor & Francis E-Library.

Hoge, E.A., Bui, E., Palitz, S.A., Schwarz, N.R., Owens, M.E., Johnston, J.M., Pollack, M.H., & Simon, N.M. (2018). The effect of mindfulness meditation training on biological acute stress responses in generalized anxiety disorder. Psychiatry Research, 262, 328-332. Doi: 10.1016/j.psychres.2017.01.006.

Kabat-Zinn, J. (2018). Meditation is Not What You Think, Mindfulness and Why It Is So Important. New York: Hachette Book Group.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun