Mohon tunggu...
Aris  Pulsar
Aris Pulsar Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler, Writer

Enjoy Life

Selanjutnya

Tutup

Diary

Takut Nggak Dapat Rejeki?

25 Oktober 2021   10:24 Diperbarui: 25 Oktober 2021   10:27 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah sering kita mendengar kalimat " Rejeki itu tidak akan pernah salah menemui pemiliknya".

Nah, ceritanya begini. Bang Mahdi adalah sahabat sekaligus mentorku dalam banyak hal. Niatnya pagi itu aku akan mengajak beliau untuk ngopi santai setelah selesai dengan  kegiatan rutinitas pagi.

Dikedei kopi kami bercerita bermacam hal dari lingkungan, politik, birokrasi, komunitas sampai akhirat habis dibahas, berpacu dengan semakin cepatnya kami berkompetisi menghabiskan berbatang batang rokok di meja.

Satu dua pengemis bermunculan meminta sedekah dari pengunjung kedei kopi, sebagian ada yang memberi dan yang lainnya tidak. Para pengemis ini memang selalu sama orang-orangnya dari tahun ke tahun, yaa mereka mereka saja yang melakukan profesi mengemis ini, begitulah mereka mendapatkan rejeki dengan cara itu.

Kembali bersama Bang Mahdi, sedari awal aku memang berniat untuk membayar semua minuman dan makanan yang kami santap pagi menjelang siang itu. Bahkan saking ingin mentraktir kopi, aku sisihkan uang puluhan ribu di dompet.

Sebelum singgah ke kedei, aku mampir untuk membeli rokok di kios depan kedei kopi dengan pecahan yang kusipakan tadi. Sebenarnya aku masih menyimpan sisa rokok yang aku beli semalam namun lupa untuk membawanya. Setelah menerima sebungkus rokok dan pematiknya aku bergegas untuk masuk ke kedei kopi, penjual rokok memanggilku untuk mengambil kembalian uang sisa pembelian rokok itu lalu aku bilang " Gak apa-apa bang, ambil aja". Jawabku.

Setelah menunggu beberapa menit Bang Mahdi tiba dengan senyum lebar dibibirnya. Aku menyalami dan menanyakan kabar, standard baku bila berjumpa dengan teman-teman, hehe..he

Hampir 2 jam kami bertukar kisah, tiba saat untuk berpisah aku meminta untuk menghitung berapa tagihan untuk kopi 2 gelas yang kami habiskan. Karena niat awal memang aku yang akan membayar, maka aku keluarkan sisa pertahanan keuanganku di dompet lecek itu selembar uang seratus ribu rupiah. Agak lama kasir untuk memberikan kembalian karena tidak ada pecahan. Aku baru teringat pecahan yang aku siapkan sudah kubelikan rokok.

Kasir mondar mandir meminta kawannya untuk menukar uang,  saat itu Bang Mahdi langsung membayar kopi yang kami pesan tadi. Dan uang yang selembar tadi, oleh kasir langsung dikembalikan ditanganku. Bang Mahdi hanya terkekeh melihat reaksiku.

Kejadian itu aku belajar, sekalipun kita sudah merencanakan apapun jika tidak sejalan dengan skenario Allah SWT maka semua rencana kita tidak berhasil. Dan Rejeki itu akan mengejar kita seperti maut juga akan mengejar kita. Lalu ada quote yang pernah aku baca " Kita berencana Tuhan hanya tersenyum "

Salam Seduh !!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun