Mohon tunggu...
A. Munandar
A. Munandar Mohon Tunggu... Penulis Independen

Sedikit Bicara Banyak Cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekhawatiran, Virus atau Vaksin?

5 April 2025   10:02 Diperbarui: 6 April 2025   06:23 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: https://www.brainyquote.com/photos_tr/en/l/leobuscaglia/108583/leobuscaglia1-2x.jpg)

Kekhawatiran tidak akan pernah menghilangkan kesedihan di hari esok, ia hanya akan menguras kegembiraan hari ini. -- Leo Buscaglia

Begitu banyak kutipan kata bijak bertebaran. Begitu mudah ditemukan. Begitu enteng diucapkan.

Namun sebagaimana matahari memancarkan sinarnya tanpa tahu siapa yang nyaman dan siapa yang kepanasan, begitu pula kutipan bijak tak pernah benar-benar mengerti siapa yang membaca, dalam keadaan seperti apa ia dibaca, dan betapa sulitnya melaksanakan apa yang disarankan.

Kutipan tidaklah buruk. Banyak yang terinspirasi karenanya. Tapi sering kali, sebuah kutipan bijak perlu dipahami dengan cara menyandingkannya dengan kutipan lain, atau lebih dalam lagi: dengan pengalaman pribadi. Karena kutipan muncul dari alam pikir seseorang, dibentuk oleh pengalaman, pengetahuan, dan cara pandangnya sendiri. Ibarat air sungai yang membawa apapun yang hanyut di dalamnya—ada yang jernih, ada pula yang keruh. Maka setiap kutipan perlu disaring sebelum diminum.

Kita perlu bijak dalam menyikapi kebijaksanaan. Tanpa telaah yang jernih, kutipan bisa berubah menjadi dogma. Ia bisa melahirkan kepanatikan dalam tafsir tunggal, yang justru menjauhkan kita dari makna.

Benar kata Leo Buscaglia—ia menyarankan kita untuk hidup di masa kini. Kekhawatiran akan hari esok memang bisa merusak kebahagiaan hari ini, sebagaimana penyesalan atas hari kemarin bisa menggerus ketenangan yang sedang berlangsung.

Namun kita pun tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa waktu terdiri dari tiga masa: kemarin, hari ini, dan esok. Dan manusia hidup dalam ketiganya. Kemarin disimpan dalam ingatan, hari ini dijalani dalam kesadaran, dan esok hadir sebagai bayangan dalam pikiran.

Di situlah letak keistimewaan manusia—mampu merangkai waktu dalam batin. Mampu merenung ke belakang, hadir penuh di saat ini, dan menimbang kemungkinan masa depan.

Kekhawatiran adalah bagian dari kemampuan itu. Ia bukan musuh yang harus dibuang. Dalam kadar yang tepat, ia adalah alarm yang membangunkan kesadaran. Ia menumbuhkan kehati-hatian, bahkan menjadi cikal bakal kebijaksanaan.

Menghapus kekhawatiran sepenuhnya berarti menumpulkan naluri terhadap risiko. Sebaliknya, merawat kekhawatiran dengan cermat justru menajamkan pikiran dalam menyusun peta langkah ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun