Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

60 Tahun Kompas, dari Klipping Piala Dunia hingga Panduan Berpikir

29 Juni 2025   05:45 Diperbarui: 30 Juni 2025   23:40 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Suasana pameran Arsip dan Koleksi Cerpen Harian Kompas di Gramedia Jalma, Melawai, Jakarta Selatan, Minggu (29/6/2025). (Foto: KOMPAS)

Tanggal 28 Juni 2025, Kompas genap berusia 60 tahun. Edisi cetak tanggal tersebut menampilkan kembali halaman koran 60 tahun silam---sebuah sajian nostalgik yang langsung membuat ingatan penulis melayang ke masa lalu. 

Penulis tahu tentang edisi istimewa ini dari unggahan teman-teman di media sosial. Andai penulis sedang berada di tanah air, pasti penulis akan berusaha mendapatkan versi cetaknya.

Sejak beberapa tahun terkahir, penulis tidak membeli dari agen koran resmi. Penulis sengaja menunggu seorang bapak tua penjual koran keliling yang sabar bersepeda di komplek perumahan. Ada kebahagiaan tersendiri membeli langsung darinya---sekadar cara kecil agar ia mendapatkan sedikit keuntungan dari hasil jerih payahnya. 

Tapi tahun ini penulis sedang bertugas di Tawau, Sabah, Malaysia, sehingga hanya bisa menikmati euforianya dari kejauhan.

Bagi penulis, Kompas bukan sekadar koran. Ia adalah oase ilmu pengetahuan. Penulis sudah mulai membaca Kompas sejak akhir masa SD atau awal SMP, bersamaan dengan Pos Kota. Setiap sore penulis menunggu Kompas yang dibawa ayah sepulang dari tempat kerja.

Dari Kompas penulis banyak mendapatkan informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia, lokal dan global, dan pengetahuan baik dari tulisan para pakar di kolom opini hingga perkembangan dunia pengetahuan. 

Selain itu penulis juga tidak sabar menanti cerita bersambung yang menarik seperti Senopati Pamungkas atau Bajang Kirek karya alm. Arswendo Atmowiloto yang kemudian dibukukan sebagai novel.  

Yang tidak dilupakan juga adalah pengalaman membuat klipping Piala Dunia 1978 di Argentina. Penulis menggunting hampir semua berita pertandingan dan pemain dari halaman Kompas, lalu menempelkannya di buku tulis bekas. 

Dari kliping itu, penulis mengenal nama-nama seperti Mario Kempes, Ardiles, Daniel Passarella, hingga Johann Neeskens, si kembar Van Der Kerkhof dan Ruud Krol dari Belanda yang menjadi lawan Argentina di final.

Kompas edisi 28 Juni 2025 yang persis dengan 28 Juni 1965, sumber gambar: FB Iman Brotoseno
Kompas edisi 28 Juni 2025 yang persis dengan 28 Juni 1965, sumber gambar: FB Iman Brotoseno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun