Pada Senin, 23 April 2025, saya menghadiri kegiatan "Jom (Ayo) Membaca 10 Semenit" yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Sabah Cabang Tawau.Â
Kegiatan tahunan yang diselenggarakan guna memperingati Hari Buku Sedunia atau Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, yang diprakarsai oleh UNESCO sejak tahun 1995.Â
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan minat membaca, memperkuat budaya literasi, dan menghargai hak cipta para penulis.
Dalam kegiatan ini, para tamu undangan diminta untuk memilih sebuah buku yang disiapkan oleh pengelola Perpustakaan dan membaca selama 10 menit.Â
Waktu 10 menit memang sangat kurang untuk menyelesaikan bacaan sebuah, terlebih kalau buku yang dibaca cukup tebal.
"Iya, masa 10 menit sangatlah kurang untuk menyelesaikan bacaan sebuah buku. Tapi ini hanya simbol untuk mengajak anak-anak muda gemar membaca, menggemari buku" ujar Fauziana, Kepala Perpustakaan Tawau.
"Benar sekali puan. Tapi selain gemar membaca buku, ada baiknya diikuti dengan menulis dan membuat sebuah buku. Menulislah minimal sebuah buku sebelum mati," ujar saya sambil menyerahkan dua buku karya saya yaitu Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana dan Salam Merdeka Salam Pencasila untuk koleksi Perpustakaan Tawau.
"Menulis sebuah buku sebelum mati?," tanya puan Fauzina dengan keheranan
"Iya puan, Menulislah minimal 1 buku sebelum mati. Itu kata teman saya. Namanya Budiman Hakim. Teman saya tersebut selalu mengingatkan anggota komunitas penulis The Writers untuk membuat buku," jelas saya.
Saya pun kemudian menjelaskan makna mengenai perlunya membuat buku, minimal sebuah buku sebelum mati atau meninggal dunia.Â