Maaf, pertama saya harus berterus terang kepadamu bahwa saya tidak bisa bersikap seperti yang lainnya yang bisa berpura-pura bersedih dengan kepergianmu. Saya justru merasa senang karena kamu pada akhirnya bisa move on ke bulan selanjutnya yaitu Syawal.
Meskipun demikian, Saya tidak bisa menunggu untuk bertemu denganmu lagi. Saya tentu saja merindukan kehadiranmu yang membawa keberkahan, keampunan, dan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Dear Ramadan,
Meskipun saya merasa belum maksimal dalam menjalani latihanmu, namun kamu telah membawa saya lebih dekat dengan Allah SWT. Kamu telah melatih saya untuk menjadi lebih sabar, lebih berempati, dan lebih berbagi.
Kehadiranmu membawa kebahagiaan dan kegembiraan bagi saya dan keluarga. Kami berbagi makanan, doa, dan kebahagiaan bersama-sama.
Semua itu telah  membawa perubahan yang positif dalam diri saya dan keluarga. Kamu selalu membantu kami, bukan hanya kali ini tetapi juga di masa lalu, untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan mengembangkan kebiasaan baik.
Dear Ramadan,
Meski saya senang kamu pergi, tapi Insya Allah saya akan terus mengingat waktu kita bersama selama sebulan dengan sebaik-baiknya. Saya akan meneruskan apa yang telah dilatih oleh mu di sebelas bulan mendatang.
Akhir kata, terima kasih Ramadan. Saya tidak bisa menunggu untuk bertemu denganmu lagi.