Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dear Ramadan, Maaf Saya Tidak Bisa Berpura-pura

30 Maret 2025   23:56 Diperbarui: 31 Maret 2025   00:05 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pria sedang menulis sepucuk surat, sumber gambar Meta AI

Dear Ramadan,

Maaf, pertama saya harus berterus terang kepadamu bahwa saya tidak bisa bersikap seperti yang lainnya yang bisa berpura-pura bersedih dengan kepergianmu. Saya justru merasa senang karena kamu pada akhirnya bisa move on ke bulan selanjutnya yaitu Syawal.

Meskipun demikian, Saya tidak bisa menunggu untuk bertemu denganmu lagi. Saya tentu saja merindukan kehadiranmu yang membawa keberkahan, keampunan, dan kesempatan untuk memperbaiki diri.

Dear Ramadan,

Meskipun saya merasa belum maksimal dalam menjalani latihanmu, namun kamu telah membawa saya lebih dekat dengan Allah SWT. Kamu telah melatih saya untuk menjadi lebih sabar, lebih berempati, dan lebih berbagi.

Kehadiranmu membawa kebahagiaan dan kegembiraan bagi saya dan keluarga. Kami berbagi makanan, doa, dan kebahagiaan bersama-sama.

Semua itu telah  membawa perubahan yang positif dalam diri saya dan keluarga. Kamu selalu membantu kami, bukan hanya kali ini tetapi juga di masa lalu, untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan mengembangkan kebiasaan baik.

Dear Ramadan,

Meski saya senang kamu pergi, tapi Insya Allah saya akan terus mengingat waktu kita bersama selama sebulan dengan sebaik-baiknya. Saya akan meneruskan apa yang telah dilatih oleh mu di sebelas bulan mendatang.

Akhir kata, terima kasih Ramadan. Saya tidak bisa menunggu untuk bertemu denganmu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun