Erick Thohir terus tersenyum saat melepas 8 pemain timnas menuju negeri Kanguru. Sebagai seorang Ketua Umum PSSI yang memiliki peran untuk memajukan sepak bola nasional, ia harus memperlihatkan sikap optimis di hadapan pemain Timnas Indonesia yang akan berhadapan dengan Australia di pertandingan penyisihan Piala Dunia 2026 group C zona Asia pada 20 Maret 2025 di Australia. Sebuah, pertandingan yang akan menjadi pertaruhan besar bagi dirinya.
Betapa tidak, sejak ia menjabat sebagai Ketua Umum sejak 10 Juli 2024, berbagai gebrakan telah dilakukan untuk memajukan sepakbola nasional, salah satunya dengan semakin memperbanyak pemain naturalisasi, dengan target meloloskan timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026.
Sejauh ini, di bawah kepemimpinan Erick, Timnas Indonesia di bawah pelatih Shin Tae-yong (STY) masih sangat berpeluang lolos langsung ke Piala Dunia 2026. Saat ini, Timnas Indonesia berada di posisi ketiga Grup C dengan 6 poin dari enam pertandingan. Pada laga terakhirnya di Jakarta, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0. Jika sampai akhir pertanding group C, Timnas Indonesia menduduki posisi kedua group, maka Timnas Indonesia akan langsung lolos ke Putaran Final Piala Dunia 2026.Â
Namun, di tengah posisi Timnas Indonesia tersebut di atas, tiba-tiba pada awal Januari 2025 Erick mengganti pelatih asal Korea Selatan tersebut dengan Patrick Kluivert, mantan pemain sepak bola timnas Belanda yang pernah bermain sebagai striker, dan dikenal luas saat membela Ajax dan Barcelona. Patrick tidak sendiri, ia akan dibantu sejumlah asisten pelatih dari Belanda, seperti Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Bagi banyak orang, pergantian pelatih timnas di tengah kompetisi, apalagi pelatih yang diganti memiliki prestasi yang tidak jelek-jelek amat, tentu saja mengejutkan. Banyak yang kemudian mempertanyakannya, termasuk Komisi X DPR RI yang ikut membahas pergantian pelatih Timnas Indonesia yang menghebohkan jagat persepakbolaan Indonesia.
Komisi X DPR RI memanggil Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo dan PSSI untuk meminta penjelasan terkait pergantian pelatih Timnas Indonesia STY.
"Pergantian pelatih timnas ini menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Tentu kami juga akan mendengarkan pendapat dan aspirasi dari masyarakat," kata Wakil Ketua Komisi X Fraksi PKB DPR RI Lalu Hadrian Irfani kepada wartawan di Jakarta, Sabtu, 11 Januari 2025.
Sebelumnya pada 6 Januari 2025, Erick sendiri sudah menyampaikan alasan mengganti STY sebagai pelatih Timnas Indonesia, di antaranya karena masalah komunikasi, strategi, dan kepemimpinan di Timnas Indonesia.
"Timnas ini perlu juga menjadi perhatian khusus oleh kami dalam evaluasi, kita melihat perlu ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain. Lalu komunikasi yang lebih baik dan tentu implementasi program yang lebih baik secara menyeluruh," kata Erick Thohir.
Dari penjelasan Erick terkait penggantian STY, sebagai pengusaha internasional yang sukses dan sudah terbiasa melakukan perubahan manajemen guna peningkatan organisasi, tampak bahwa Erick melihat kinerja STY sudah stuck dalam rutinitas, dan sepertinya tidak dapat ditingkatkan, apalagi memasuk babak-babak akhir penyisihan group. Erick tampaknya ingin ada inovasi dan kemampuan beradaptasi yang selangkah lebih maju menghadapi perubahan yang terjadi, terlebih dengan banyaknya pemain baru dari luar negeri dengan dinamikanya masing-masing yang memerlukan lebih banyak perhatian.