Menjelang azan Magrib berkumandang, Anto sudah bersiap-siap di meja makan yang berisi hidangan untuk berbuka puasa dan makan malan yang disiapkan ibunya. Pikiran dan tangan Anto sepertinya sudah tidak sabar untuk mengambil makanan dan minuman yang ada di meja makan.
Di atas meja tampak kolak pisang dan es buah segar. Ada pula jajanan pasar seperti onde-onde, serabi, kue lapis dan martabak manis. Sementara untuk makan malam terdapat sayur asem, ayam goreng, tempe mendoan, pepes tahu dan nasi putih.
"Begitu nanti azan Magrib terdengar, aku langsung menyeruput minuman manis dan es buah segar. Setelah itu langsung menyantap kolak dan martabak. Selesai minum dan makan yang manis-manis, barulah aku menyantap makanan berat," pikir Anto
Benar saja, begitu azan Magrib berkumandang, Anto langsung menyerbu semua makanan yang tersedia di atas meja makan dan menyantapnya dengan terburu-buru saat berbuka puasa, seperti orang balas dendam karena seharian tidak makan dan minum.
Anto sebenarnya tidak sendirian. Saat berbuka puasa, banyak pula orang yang seringkali terlalu bersemangat dan terburu-buru dalam mengosumsi minuman dan makanan. Akibatnya banyak yang tersedak saat makan, produksi asam lambung meningkat dan tidak bisa menikmati rasa dan aroma makanan secara maksimal.
Selain terburu-buru saat berbuka puasa, kebiasaan kurang baik lainnya juga terjadi pada saat sahur. Saat sahur, banyak orang yang sering terburu-buru dan tidak memperhatikan apa yang diminum dan dimakannya. Berbeda dengan perilaku terburu-buru saat berbuka puasa, yang antara lain disebabkan oleh rasa haus dan lapar yang seperti tidak tertahankan, maka perilaku terburu-buru pada saat sahur terjadi antara lain karena bangun sahur terlambat dan keinginan untuk memasukkan makanan sebanyak mungkin ke perut agar tidak kelaparan saat berpuasa di siang hari. Â
Untuk membantu seseorang agar berperilaku semestinya dan tidak terburu-buru saat berbuka puasa ataupun sahur, seseorang bisa berlatih untuk dapat mengonsumsi minuman dan makanan dengan kesadaran penuh (mindful eating) guna membantu meningkatkan kualitas makanan dan keseimbangan hidup. Saat bulan Ramadan, mindful eating dapat menjadi sangat penting, terutama saat sahur dan berbuka.
"Setelah membatalkan puasa dengan seteguk air misalnya, jangan langsung makan besar, karena perut bisa kaget. Kaget, karena awalnya seharian kosong tiba-tiba dihantam atau diberikan makanan yang sedemikian banyaknya," begitu nasehat dokter.
"Setelah membatalkan puasa, disarankan agar seseorang berlatih mindful eating dengan terlebih dahulu melakukan ibadah shalat Magrib. Setelah itu, baru bisa makan dengan porsi besar, namun tetap tidak berlebihan. Begitu pun saat sahur. Disarankan agar tidak terlambat bangun sahur sehingga dapat mengatur konsumsi makan" tambah dokter.
Lebih jauh disampaikan oleh dokter bahwa dengan berlatih mindful eating saat sahur dan berbuka maka akan dapat membantu seseorang meningkatkan kualitas makanan dan keseimbangan hidup. Adapun beberapa manfaat mindful eating saat sahur dan berbuka antara lain meningkatkan kesadaran tentang makanan yang dikonsumsi, meningkatkan keseimbangan hidup seseorang dengan memperhatikan kebutuhan tubuh, mengurangi stress dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.