Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Strategi Kekinian BPIP Ingatkan Sila Persatuan dalam Pancasila

3 November 2021   15:37 Diperbarui: 3 November 2021   15:57 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Indonesia / Foto Aris Heru Utomo

Sebuah strategi kekinian dalam memahamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, khususnya generasi milenial dilakukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui tayangan video yang diunggah di akun Youtube BPIP pada 28 Oktober 2018.

Seperti dikutip dari informasi di  Silanews, BPIP mengunggah sebuah video pendek berdurasi 15 menit 30 detik bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2021.  Peluncuran video tersebut dimaksudkan untuk mengenalkan keragaman kekayaan dan budaya serta persatuan Indonesia lewat batik.

Video keren yang dibintangi sepasang generasi milenial ini berisi gambar-gambar keindahan alam Indonesia dan kekayaan budaya yang beragam, salah satunya batik.

BPIP mengenalkan batik sebagai buah pikir dan rasa yang menggambarkan suasana di masyarakat Indonesia yang beragam.

Pendekatan yang digunakan BPIP menggunakan video kekinian tentu saja menarik karena memperlihatkajn terobosan dan kelenturan dalam berkomunikasi di ruang publik.

Melalui video ini kita mengenal asal-usul batik Nitik khas Yogyakarta yang telah mendapatkan pengakuan hak kekayaan intelektual berupa sertifikat indikasi geografis. Kita juga diajak memahami etika berbatik dan kekhasan batik di setiap daerah.

Tidak cukup sampai disitu, penonton juga dipahamkan bahwa batik bukan hanya soal berbusana, tetapi juga soal penyembuhan penyakit. Ada beberapa motif batik yang digunakan untuk penyembuhan seperti udan deres, gringsing dan tambal.

Yang juga sangat menarik, Silanews juga menginformasikan bahwa melalui video ini tersebut, penontion diajak mengetahui bagaimana Presiden Sukarno terpukau dengan kecintaan seorang Go Tek Swan, seorang Tionghoa di Solo, yang mendalami budaya Jawa. Karena kedekatannya, Presiden Sukarno pun meminta Go Tek Swan untuk membuat batik Indonesia di tahun 1955.

Memenuhi permintaan Sukarno, Go Tek Swan pads akhirnya berhasil melahirkan batik Indonesia. Go Tek Swan menerjemahkannya sebagai batik persatuan yaitu batik yang didalamnya mengandung makna persatuan, mempersatukan unsur-unsur dari semua daerah-daerah.

Melalui gambar-gambar yang apik dan tidak membosankan, BPIP berhasil mengingatkan penonton akan persatuan Indonesia dan keragaman kekayaan budaya Indonesia tanpa terkesan menggurui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun