Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mari Kibarkan Bendera Merah Putihmu

30 Juli 2020   05:31 Diperbarui: 30 Juli 2020   05:39 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang bendera di Jakarta / foto pribadi

Pemberian kain tersebut kemungkinan dari kantor Jawa Hokokai terkait dengan pengumuman Perdana Menteri Koiso pada 7 September 1944 bahwa Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia "kelak di kemudian hari."

Dengan kain itulah, Fatmawati menjahitkan sehelai bendera merah putih dengan menggunakan mesin jahit tangan.

Selain sejarah pembuatan bendera merah putih, ada ingatan lain yang muncul terkait persiapan perayaan hari kemerdekaan. Setiap menjelang hari kemerdekaan, banyak orang disibukkan dengan urusan mencari bendera merah putih yang dilakukan banyak anggota keluarga di Indonesia.

Karena jarang dikibarkan, paling-paling hanya setahun sekali saat hari kemerdekaan, bendera merah putih yang dimiliki seseorang biasanya lebih banyak tersimpan di lemari. Kalau tidak rapih menyimpannya, bisa jadi sulit untuk menemukan bendera tersebut dalam waktu singkat. Kalaupun akhirnya ketemu, bisa jadi benderanya sudah lusuh dan warnanya luntur.

Masalah lain muncul, ketika bendera akan dipasang ternyata tiang benderanya tidak ada atau sudah kropos karena terbuat dari bambu. Tidak semua keluarga memiliki tiang bendera permanen dari pipa besi di halaman rumahnya. Biasanya tiang bendera terbuat dari tiang bambu yang ditancapkan ke tanah atau diikatkan ke pagar.

Keadaan ini yang kemudian dimanfaatkan para pedagang bendera musiman. Mereka menawarkan bendera dengan berbagai ukuran dan umbul-umbul, termasuk tiang bendera dari bambu.

Biasanya, mulai pertengahan Juli para pedagang bendera mulai menggelar barang dagangannya di sejumlah tempat ataupun berkeliling menggunakan gerobak. Bahkan di perempatan lalu lintas, kita pun kerap melihat pedagang asongan menawarkan bendera merah putih mini, sticker ataupun hiasan gantung di kendaraan.

Pedagang bendera di Jakarta / foto pribadi
Pedagang bendera di Jakarta / foto pribadi
Di Jakarta, pedagang bendera mulai terlihat menggelar barang dagangannya antara lain di sekitar Pasar Senin, Pasar Jatinegara dan dekat lapangan Urip Sumohardjo. Bagi mereka, masa-masa menjelang hari kemerdekaan merupakan kesempatan baik untuk menjajakan dagangannya berupa bendera aneka ukuran, umbul-umbul dan pernak pernik lainnya, termasuk tiang bendera dari bambu.

"Bang, bagaimana hasil penjualannya?," tanyaku saat mampir ke salah satu kios bendera yang mangkal tidak jauh dari tempat tinggal saya.

"Belum ramai pak, baru satu dua bendera saja yang laku hari ini," ujar si pedagang

"Mungkin karena korona kali ya pak? Belum banyak orang yang membeli bendera. Karenanya kemungkinan besar untuk memeriahkan suasana HUT Kemerdekaan RI tahun ini, masyarakat banyak yang mengunakan bendera atau umbul-umbul yang lama yang disimpan," tambah si pedagang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun