Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Sudahkah Kita Mewujudkan Pancasila dalam Tindakan?

4 Juni 2020   06:47 Diperbarui: 1 Juni 2021   07:30 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tema Peringatan Hari Lahir Pancasila 2020 Pancasila Dalam Tindakan Gotong Roying Menuju Indonesia Maju--olahan pribadi dari vivanews.com

Namun demikian, dari berbagai survei yang dilakukan, tampaknya nilai-nilai Pancasila tak lagi menjadi acuan dalam membangun realitas sosial, sehingga kerap kita temui pertentangan dan perselisihan. 

Muncul fenomena pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan yang menjadi momok menakutkan. Belum lagi ditambah dengan berkembangnya radikalisme dan paham-paham intoleran lainnya.

Tidak mengherankan apabila dalam sambutannya di acara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020, Presiden RI Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menghadirkan nilai-nilai luhur Pancasila secara nyata dalam kehidupan kita.

Presiden menunjukkan bahwa praktik nyata perwujudan nilai-nilai Pancasila tersebut bekerja dalam kebijakan dan keputusan pemerintah. Bukan hanya itu, guna mewujudkan Pancasila dalam tindakan, Presiden juga mengajak seluruh penyelenggara negara dari pusat sampai ke daerah untuk terus meneguhkan keberpihakan kepada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan, untuk melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok, ras, dan agama, serta untuk memenuhi kewajiban kita melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Ajakan Kepala Negara tersebut memperlihatkan bahwa melalui peringatan Hari Lahir Pancasila kita mesti kembali ke titik nol kesadaran akan nilai-nilai Pancasila dan bahwa kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata, menjadikan Pancasila dalam tindakan, diantaranya melalui gotong royong.

Tindakan saling tolong menolong dan bergotong rotong yang dilakukan masyarakat saat merespon wabah Covid-19 menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila masih berakar kuat di dalam kehidupan masyarakat. 

Dengan semangat saling tolong menolong dan gotong-royong serta didukung dengan teknologi komunikasi, masyarakat berbondong-bondong mengulurkan tangan, memberi bantuan kepada kepada mereka yang terdampak secara ekonomi.

Tindakan saling tolong menolon dan gotong-royong yang dilakukan masyarakat tidak bisa dipandang sebagai langkah kecil, karena tindakan tersebut ternyata mampu membongkar sekat perbedaan sehingga membuat setiap orang terpanggil melakukannya dan saling menguatkan, sekaligus menguatkan moral bangsa Indonesia dalam melewati masa sulit ini.

Lebih dari itu, menguatnya semangat tolong menolong dan gotong-royong juga menunjukkan bahwa eksistensi Indonesia sebagai negara gotong-royong seperti seperti yang dicita-citakan Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno masih tetap hidup di masyarakat.

"Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan "gotong-royong". Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong! Alangkah hebatnya! Negara Gotong Royong!" begitu pidato Soekarno dihadapan peserta sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) tanggal 1 Juni 1945.

Namun demikian, di tengah semangat mewujudkan Pancasila dalam tindakan, kita tidak boleh lengah akan munculnya berbagai tantangan dan ancaman yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun