Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Aksi Jokowi dan Film sebagai Aset Diplomasi

20 Agustus 2018   16:29 Diperbarui: 20 Agustus 2018   16:47 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi (dok. pribadi)

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengendarai motor gede dalam sebuah video yang dikemas layaknya film Mission Impossible -- Fallout di pembukaan Asian Games ke-18 di Jakarta pada 18 Agustus 2018 menarik perhatian dan membuat heboh media sosial.

Video yang dirancang sebagai bagian dari entertainment tersebut dengan Presiden Jokowi sebagai aktor utama tentu saja membuat warga net dan media internasional terkesan. Video tersebut dipandang berhasil memadukan banyak sisi yang ingin disampaikan oleh Indonesia mulai soal keramaian lalu lintas, warna-warni budaya, dan pesan bagi perdamaian dunia.

Dalam video tersebut, Jokowi digambarkan berangkat dari Istana Bogor dalam pengawalan lengkap pada sore hari. Di tengah perjalanan menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Senayan, Jakarta Pusat, iringan presiden terhambat oleh rombongan penonton upacara Asian Games ke-18. Jokowi melarang pasukan pengamanannya untuk membuka jalan.

Jokowi kemudian mengendarai salah satu motor gede yang digunakan pengawalnya dan kemudian meloncat melewati kerumuman. Selanjutnya Jokowi memacu motornya menyusuri jalan-jalan tikus guna menghindari kemacetan. Tak lupa, saat mendekati penyeberangan orang, ia menghentikan laju motor dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada para pejalan kaki.

Aksinya tersebut bahkan membuat seorang anak yang menyeberang kaget begitu Jokowi membuka kaca helmnya. Aksi mengendarai motornya itu diakhiri saat Jokowi sampai di SUGBK. Hal ini sekaligus memulai rangkaian acara pembukaan Asian Games 2018.

Dari suguhan video di atas dan munculnya reaksi yang luar biasa dari warga net memperlihatkan bahwa film bisa menggambarkan apa saja, mulai daari sosok seorang kepala negara, kuliner, seni budaya, sampai politik. Oleh karenanya sebuah film dapat disebut sebagai aset diplomasi.

Cerita sebuah film dapat menggambarkan tentang peradaban, kebudayaan suatu bangsa, kehidupan sosial masyarakat ataupun isu besar yang terjadi di suatu tempat atau negara.

Kenyataan film dapat menjadi aset diplomasi juga didukung fakta bahwa di era digital dewasa ini film telah menjadi media seni yang paling populer. Hampir sebagian besar kota-kota di dunia memiliki gedung bioskop. Bukan hanya itu, film pun sekarang dapat dilihat lewat jaringan internet.

"Karena itu, negara-negara yang dunia perfilmannya sudah maju seperti Perancis dan Jerman sangat paham memanfaatkan film sebagai aset diplomasi kebudayaan. Secara rutin kedua negara tersebut menggelar Festival Film Internasional Cannes dan Festival Film Internasional Berlin," demikian diungkapkan sutradara kondang Riri Reza saat menjadi narasumber dalam diskusi film yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik dalam rangka memperingati HUT ke-73 Kementerian Luar Negeri di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri, Rabu, 15 Agustus 2018.

"Tidak cukup dengan menggelar festival film internasional di dalam negeri, Perancis dan Jerman pun kerap mempromosikan film-filmnya di luar negeri antara lain melalui penyelenggaraan pekan film di suatu negara tertentu. Melalui film mereka mengenalkan budaya atau kondisi masyarakatnya ke dunia luar dan ketrampilan dalam membuat film" tambah Riri.

Kedua negara tersebut tampaknya menyadari bahwa melalui film dapat dilakukan diplomasi budaya guna meningkatkan pemahaman dan sikap saling percaya antar masyarakat melalui pertukaran ide, informasi, seni dan aspek budaya antar bangsa dan masyarakat. Bukan hanya itu, film juga diharapkan dapat menginspirasi masyarakat yang memiliki perbedaan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun