Bagi sebagian orang bakso mungkin merupakan makanan favorit. Enak untuk disantap kapan pun--saat jam makan siang, makan malam ataupun disela-sela jam makan. Menikmati bakso sambil mengobrol dari hal yang penting sampai sekedar bergosip ria. Tapi kalau untuk sarapan kayaknya jarang denger ya? Bahkan tidak pernah karena umumnya penjualnya buka warungnya agak siangan.
Namun kuliner yang satu ini punya keunggulan sendiri tidak seperti yang lainnya. Menikmati bakso tidak mengenal cuaca. Di siang hari yang terik pun enak disantap. Terlebih lagi disaat hujan turun dan udara menjadi dingin, wow jelas sangat nikmat sekali. Bisa menghangatkan badan. Lidah kita pun dimanjakan dengan segarnya kuah kaldu daging sapi.
Menikmati semangkuk bakso terasa lengkap jika ditambah dengan aneka ragam penyedap rasa--mulai dari kecap, saos tomat, mungkin sedikit cuka dan sambal bagi yang suka pedas.Â
Bakso bulat yang kenyal lembut maupun yang berurat bikin hangat diperut dan menjalar diseluruh tubuh. Wow!! Sungguh nikmatnya, dan kalo pas cuaca dingin kan katanya gampang lapar ya, jadi bisa buat alasan untuk nambah satu mangkuk lagi hehehe. Loh kok penulis malah ngantur, apa korelasinya dengan judul diatas. Mungkin pembaca mau tanya gitu ya? Oke saya jelasin dulu ya.
Jujur saja saya ini sebenarnya tergolong omnivora atau pemakan segala. Eh...betul kan ya pembaca. Kalo salah mohon dimaklumi coz dulu waktu SMA ngambilnya jurusan IPS jadi ga dapat pelajaran biologi hehehe. Stop!!...kembali ketopik awal.
Walaupun bakso bukan makanan favorit saya, tapi saya masih bisa makan bakso. Dan pada suatu hari, mungkin sekitar jam 17:30 WITA. Waktu sedang berkendara di kecamatan Labuapi, Lombok Barat, saya merasa lapar setelah muter-muter di beberapa obyek wisata.
Maaf sebelumnya ya pembaca. Biar ga menyimpang dari topik, ga perlu saya jelaskan panjang lebar kenapa saya yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah kok nyari bakso saja sampai jauh-jauh ke Lombok. Atau lebih tepatnya kok postingan pertama di Kompasiana tentang bakso? Bukanya Lombok terkenal dengan gili-gilinya yang cantik dan kuliner lokalnya yang terkenal lezat? kalo bakso mah di seberang rumah ada yang jual malahan lebih enak lagi.
Ya saya mohon maaf sekali lagi pembaca, namanya saja newbie. Ibarat bayi baru belajar merangkak, saya juga baru belajar menulis. Saya janji kok untuk terus belajar sehingga postingan berikutnya di Kompasiana akan lebih bermanfaat bagi pembaca. Stop!! Lanjut... Â Akhirnya saya berhenti di rumah makan Bakso Bongkar Super Jumbo di Labuapi.