Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gadis Gagak (Full)

19 Maret 2023   11:57 Diperbarui: 19 Maret 2023   12:00 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: https://creator.nightcafe.studio/

Meski ragu-ragu, Selena mengangguk dan bersedia meninggalkan tempat itu menuju ruangan penyimpanan bersama Santos. setelah menelusuri lorong panjang keduanya masuk kedalam pintu sedang di sudut lantai dua. 

Dari luar, tidak ada yang terlihat spesial di ruangan itu. Namun setelah masuk, ruangan itu dipenuhi oleh puluhan koleksi-koleksi berharga. Mulai dari baju zirah berlapis emas, gading dan tulang raksasa hewan purba, senjata-senjata antik, hingga puluhan guci dan pajangan dari negri asing nan jauh yang mengundang mata untuk mengaguminya. 

Disudut ruangan nampak sebuah meja kerja dengan minuman diatasnya. Segera Santos menuangkan minuman dan memberikannya pada Selena.

"Kita aman disini. Jika mereka sampai menerobos kemari, kita bisa melewati jalan rahasia di balik rak buku itu." Ujar Santos sembari menunjuk rak besar berisi ratusan buku di dinding ruangan.

"Trimakasih, Santos." Ucap Selena sembari tersenyum hangat menerima gelas minuman.

Santos membalikan badan, berniat menuangkan satu gelas lagi sebelum benda tajam sedingin es melekat dilehernya. Hal itu sontak membuatnya mengangkat tangan.

"Trimakasih karena sudah membawaku kemari." Ujar Selena datar dengan suara setengah berdesis bak ular derik yang siap menerkam mangsanya. 

"Selena, apa-apaan ini?" 

"Ini pembalasan, tuan muda bajingan! sekarang berikan benda itu." Selena menjuruskan pisau pembunuh ke leher Santos. Ia melepaskan gaun panjang dipinggangnya, meninggalkan celana hitam dari kulit yang memudahkannya bergerak.

"Aku tidak tahu maksudmu. Ambil saja barang berharga yang ada disini. Tapi tolong biarkan aku hidup." Pintah si tuan muda, suaranya gemetaran.

"Jangan pura-pura bodoh," Pisau menembus kulit leher Santos, darah mengalir membasahi ujung pisau, "Desa Florina hancur lebur karena dirimu, Santos Qasillas. Berikan buku itu padaku." Ujar gadis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun