Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen: "Gadis Gagak" Bagian 2 dari 2

17 Maret 2023   02:39 Diperbarui: 17 Maret 2023   13:58 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Beberapa saat kemudian, Santos mengeluarkan buku bersampul hijau yang masih tersegel dari dalam lemari, lalu berbalik menghadap Selena. 

 "Kau benar-benar gagak yang licik, Selena. Untung saja aku punya pemburu yang handal." Santos tersenyum licik.

Secepat kilat, Selena meloncat kesamping menghindari ayunan rapier kapten Jonas. Pria paruh baya itu menebas dengan bengis kearah si gadis yang hanya bisa menghindar.

"Kenapa lama sekali, Jonas? aku kira kau sudah lupa akan kode yang kuberikan." Protes si tuan muda.

Sebelum masuk ke ruangan ini, Santos mengatakan "mata elang" yang berarti ada mata-mata yang berada didekatnya. Sejak awal ia sudah menduga kalau gadis itu punya maksud tertentu. Sekarang Santos hanya perlu tahu siapa yang mengirimnya.

"Jangan lukai dia terlalu parah, Jonas. Masih ada yang ingin kutanyakan." Ujar Santos.

Akan tetapi tidaklah mudah bagi sang kapten untuk menyerang si gadis. Usia yang lebih mudah membuat Selena dapat bermanuver secara cepat. Sejenak gadis itu mundur menuju puluhan senjata antik yang dipajang di dinding. 

Ia mengambil dua buah belatih kembar dan kini gilirannya menyerang balik telah datang. Dengan cekatan Selena menarikan tarian belatih yang tidak mampu di tandingi oleh Jonas. Santos tenggelam dalam kekaguman pada kelihaian sang gadis memainkan senjata hingga lupa bahwa kaptennya sedang berada dalam bahaya.

Terbawa emosi karena hanya bisa bertahan, Jonas mengayunkan rapier dengan keras hingga menggenai sebuah tiang kayu, membuat pedang yang dipegangnya tersangkut tak bisa dilepaskan. Jonas mundur beberapa langkah ketika belatih elena mendekatinya. Ia mengeram kesakitan saat belatih beradu dengan baju zirahnya, hingga akhirnya Jonas hanya bisa berlutut tak kuasa menahan serangan demi serangan dari Selena. 

"Tunggu dulu!" Seru Santos menghentikan ayunan belatih Selena kearah kepala Jonas, "Ambil buku ini, jangan bunuh anak buahku." Ia mengulurkan buku bersampul hijau pada Selena.

Gadis itu menendang Jonas dengan keras hingga menghempaskan sang kapten pada pajangan antik di sudut ruangan. Selang beberapa saat, suara pasukan bantuan terdengar di bawah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun