Mohon tunggu...
Aris Budiyanto
Aris Budiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan Pemperhati Pendidikan

Metacognition, Mathematics Education, Teacher Development, Educatinal Policy, Islamic Eduction

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terkadang Kerja Kerasmu Seakan Tidak Beguna

25 Juli 2021   01:37 Diperbarui: 25 Juli 2021   02:07 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

kekerasan semangat/ perjuangan itu, tidak dapat menembus tirai takdir, kekeramatan atau kejadian yang luar biasa dari seorang wali itu, tidak dapat menembus keluar dari takdir, maka segala yang terjadi semata-mata dengan takdir Allah SWT.

Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sempurna,bahkan dalam salah satu firman Nya manusia adalah sebaik-baiknya ciptaan bahkan bisa mengungguli derajat malaikat sebagai mahluk yang selalu tunduk tanpa ada durhaka, manusia juga mempunyai potensi menyeleweng dari petunjuk jalan kebenaran sehingga lebih bejat dari setan.

Imam ghazali dalam kitabnya menyebutkan komponen manusia selain jasad adalah ruh, akal, hati, dan nafsu. Melalui panca indra akan dapat mempersepsi keadaan apakah baik atau buruk, indah atau jelek. Hasil persepsi itulah yang selanjutnya akan dikoordinasikan dengan akal, hati, nafsu dan ruh sebagai rajanya.

Keinginan atau hasrat muncul dikarenakan manusia merasakan adanya kejadian yang dianggapnya baik, indah, dan menyenangkan sehingga munculah keinginan untuk mendapatkan hal serupa. Segala cara akan dilakukanya bahkan bagi orang-orang tidak beriman menghalalkan segalanya meski jelas bertentangan dengan hukum kemanusiaan serta agama. FirmanNya (Al Quwwirot: 29):

"dan tidaklah kamu berkehendak, kecuali apa yang dikehendaki Allah tuhan yang mengatur seisi alam"

Penyebab terjadinya sesuatu di dunia ini adalah apa yang sudah ditakdirkan, bukan apa yang diusahakan termasuk amal-amal yang dilakukan manusia. Sebagai contoh kesuksesan seseorang mempunyai usaha berkembang, uang melimpah, jabatan tinggi tidak dapat diraih hanya dengan kerja keras mendedikasikan seluruh energinya mencapai hal tersebut namun semata-mata karena takdir Allah SWT. berapa banyak orang yang berkerja keras dengan energi sama atau lebih besar, namun tetap saja yang mampu meraihnya hanya yang sudah dituliskan mendapatkanya. Banyak juga kejadian muncul secara tiba-tiba di luar perhitungan dan rencana yang dibuat.

Bahkan nabi dan rasul yang mempunyai derajat tertinggi atau para wali yang dicintai Allah SWT tidak mampu membuat atau membatalkan kehendak Nya. Apa-apa yang terjadi dari para kekasih Allah SWT adalah kehendak Allah SWT juga bukan atas keinginan pribadi mereka.

Hakikat kerja keras adalah menyukuri nikmat berupa kesempatan, sehat dan waktu yang diberikan serta sebagai tanda akan turunya karunia atau pertolongan bagi hamba. Karena Allah SWT ketika akan memberikan sesuatu maka akan dilengkapkan juga segala kebutuhanya, kerja keras adalah bagian dari proses penyempurnaan persapan.

Ketika kerja keras atau ketaqwaan sudah dijalankan namun harapan belum terwujut bukan berarti ketersia-siaan, dalam berurusan dengan Allah SWT tidak ada yang geratis semua akan mendapatkan balasan. Mungkin apa yang manusia anggap baik oleh Allah SWT menilai tidak dan juga sebaliknya. Segala sesuatu yang terjadi pada hamba adalah baik dan benar.

Keinginan, doa dan kerja keras yang dilandasi dengan keimanan terkadang juga telat pemberianya, namun hamba yang beriman tidak boleh berenti atau menyalahkan tuhan. Semuanya akan menjadi pahala dan simpanan, jikalau hasilnya belum bisa dirasakaan langsung mungkin akan diberikan kepada anak cucu keturunanya, berapa banyak orang besar di dunia ini berasal dari orang tua yang prihatin.

Intinya adalah keinginan adalah tanda akan turunya karunia besar kepada hamba, kerja keras termasuk doa secara maksimal merupakan keharusan menjalani proses namun sebab-sebab itu tidak mewajibkan Allah SWT mengabulkan sesuai keinginan hamba. Apa yang terjadi atas takdir adalah baik dan benar, sementara hawa nafsu meskipun terlihat menyenangkan kemungkinan juga bernilai salah. Wallahu alam bishawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun