Mohon tunggu...
Arie Pramudya
Arie Pramudya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kalau orang lain bisa, kenapa harus saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Apakah Flexing Berdampak pada Mental?

23 Maret 2023   21:37 Diperbarui: 23 Maret 2023   21:45 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Tribun Bogor

Pamer kekayaan atau sering dikenal dengan istilah flexing adalah suatu perilaku yang dianggap tidak baik oleh kebanyakan orang di berbagai belahan dunia. Prilaku flexing dianggap tidak baik karena tentunya mempunyai banyak dampak negatif baik bagi lingkungan sekitar maupun kesehatan, baik kesehatan secara fisik maupun mental dari orang yang melakukan flexing ataupun orang yang melihat orang lain melakukan flexing.

Perilaku ini sering disebabkan oleh perilaku tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki sehingga seorang yang melakukan perilaku pamer harta akan mengandalkan kekayaannya sebagai media agar dia merasa percaya diri. Terkadang perilaku ini juga berdasarkan dengan rasa iri atau bersaing dengan orang yang dirasa lebih banyak memiliki harta daripada dia, sehingga dia akan merasa tidak senang apabila orang lain terlihat lebih kaya daripada dia.

Penyebab dari perilaku flexing ini juga bisa ditimbulkan akibat penyakit, dan penyakit ini cukup beragam seperti Histrionic Personality disorder dimana penyakit ini membuat orang yang mengalami kecenderungan untuk mencari perhatian orang lain. 

Narcissistic Personality Disorder dimana seorang penderita yang mengalami penyakit ini memiliki kecenderungan merasa dirinya lebih hebat daripada orang lain dari banyak segi. Ada juga penyakit Interminttent Explosive Disorder dimana seorang yang menderita penyakit ini memiliki kecenderungan yang tidak bisanya seseorang untuk mengontrol amarahnya sehingga orang tersebut memiliki kecenderungan melakukan tindakan yang kasar.

Dari faktor penyakit yang ada dan kita sebutkan sebelumnya bisa menjadi salah satu faktor orang melakukan tindakan flexing agar diakui, menganggap memiliki kekuatan, semakin percaya diri, dan lain sebagainya. Faktor yang bisa dialami oleh orang disekitar pelaku yang melakukan perilaku flexing juga cukup beragam, mulai dari tidak menyukai orang tersebut karena perilaku sombong, menghindari orang tersebut karena sering bersikap kasar terhadap orang lainnya.

Para pengidap salah satu penyakit tersebut pun akan selalu merasa apa yang dilakukan selalu benar dan mempunyai sifat bodoamat akan kritikan dan masukan orang lain yang menyinggung tentang dirinya. Oleh karena itu perbuatan flexing pun secara tidak kita sadari akan melahirkan benih penyakit yang apabila tumbuh membesar akan mengganggu mental kita saat melakukan kegiatan sosial. Dengan begitu orang-orang disekitar pun juga akan sulit menerima orang-orang yang melakukan flexing karna sifatnya yang keras kepala dan enggan menerima kritikan.

Penyebab utama para pelaku flexing adalah kurangnya perhatian dari orang-orang akan dirinya, dengan begitu si pelaku akan sealalu melakukan akan perhatian orang-orang berpaku pada dirinya. Sering merasa insecure juga perngaruh besar yang membuat si pelaku flexing ingin lebih hebat dari orang lain. Selain itu kurangnya perhatian dan rasa insecure faktor lingkungan sosial yang akhirnya menjadi tekanan sosial bagi si pelaku flexing. Sebab dengan ada faktor lingkungan yang toxic bisa menuntut orang yang ada didalamnya melakukan tindakan flexing agar bisa survive.

Melakukan tindakan flexing pun bisa berdampak pada mental seseorang. Dengan melakukan flexing, orang tersebut akan merasa selalu dirinya diatas orang lain, tidak mau menerima kritikan dan biasanya orang tesrebut tidak suka berdebat sesuatu yang menyinggung dirinya. 

Efeknya orang-orang yang melakukan flexing akan sulit mendapatkan teman, selalu memaksakan keadaan dengan menunjukan eksistennsinya dengan barang-barang mewah dan yang terakhir akan menganggu kepribadiannya atau mentalnya. Karna pengaruh negatif dari flexing, orang tersebut akan kehilangan sifat empati dan simpati. Dengan terkenanya mental orang tersebut maka akan sulit juga orang tersebut untuk mengontrol dirinya sendiri.

Dengan adanya istilah flexing di masyarakat, kita harus menyikapi dengan dengan dewasa. Jangan terlalu dihiraukan para pelaku flexing sebab dirinya akan selalu merasa benar dan sulit untuk dikritik. Biarkan saja para pelaku flexing ini menemukan kesadarannya dengan caranya sendiri. Hindari bersaing dengan orang-orang yang flexing, karna dengan kita meladeni sifatnya apalagi dalam hal harta hanya akan menimbulkan permasalahan baru.

Meskipun tindakan flexing adalah hal yang kurang baik untuk ditiru, maka kita harus merenungkan efek yang ditimbulkan kedepannya. Dengan begitu kita bisa memaksimalkan apa yang kita punya tanpa perlu merendahkan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun