Mohon tunggu...
Arip Imawan
Arip Imawan Mohon Tunggu... Pengacara - Arip seorang Lawyer, Blogger, Traveler

semakin bertambah ilmuku maka semakin terlihatlah kebodohanku

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kita Butuh Solusi, Bukan Teori

18 Maret 2019   13:06 Diperbarui: 18 Maret 2019   13:22 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bbc.com/

Debat ke-3 pilpres tadi malam menampilkan 2 kandidat putra terbaik bangsa Indonesia, dari 01 ada sosok kharismatik Prof Dr KH Ma'ruf Amin dan dari 02 ada sosok energik H Sandiaga Shalahuddin Uno BBA MBA.
Pada debat ke-3 kali ini merupakan ajang unjuk diri bagi cawapres RI dalam meyakinkan pemilih pada perhelatan pemilu presiden 17 April 2019, dan diluar dugaan keduanya menampilkan wawasan dan adu gagasan yang luar biasa untuk perbaikan bangsa Indonesia dimasa yang akan datang
Pada debat ke-3 ini, ada 4 materi debat yang disajikan diantaranya soal Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sosial dan Kebudayaan, masing-masing calon harus bisa menjawab pertanyaan dari para panelis yang mana para panelis dihuni oleh para Profesor Doktor praktisi dan budayawan ternama dinegeri ini dengan durasi waktu yang terbatas 3 sampai 8 menit.
Ada 5 poin yang saya tangkap dan berulang-ulang disampaikan oleh para cawapres pada debat tadi malam:1. TEN YEARS CHALLENGE vs KOLABORASITen Years Challenge / 10 Years Challenge yang diulang-ulang kiai Ma'ruf menanggapi tantangan didunia pendidikan riset dan teknologi di dunia kerja. Sedangkan Sandi justru ingin mengkolaborasi lembaga-lembaga riset yang ada menjadi satu dalam membantu pemerintah merumuskan kebijakan bagi rakyat
Tak banyak yang paham apa yang dimaksud dengan 10 Years Challenge, saya sendiri bingung apa yang dimaksud 10 Years Challenge, karena saya cari di google 10 Years Challenge sempat viral pada awal januari 2019 dimana medsos diramaikan foto-foto 10 tahun silam oleh para pengunggahnya. Jika yang dimaksud adalah tantangan 10 tahun yang akan datang bagaimana cara menyikapi dan solusinya, ini yang harus diperjelas bukan sekedar wacana namun aksi riil memberi solusi
Sedangkan Sandi mengurai soal kolaborasi, istilah kolaborasi mudah dipahami karena merupakan istilah sehari-hari yang bermakna kerjasama bahu membahu bersama untuk mencapai tujuan yang sama walaupun berbeda unsur/lembaga, hal ini bisa berdampak pada efektif dan efisien dalam segala hal
2. INFRASTRUKTUR LANGIT  Infrastruktur Langit diutarakan oleh kiai Ma'ruf dalam menanggapi tantangan dunia kerja yang akan datang, salah satunya adanya Proyek Palapa Ring.
Sebagai warga negara saya setuju, karena itu merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksana Proyek Strategis Nasional. Jika ini terwujud maka pemerataan akses internet untuk memudahkan akses informasi, kamudahan kemudahan transaksi digital dan beberapa kemudahan lainya, apalagi Indonesia di sebut-sebut sebagai pusat perputaran ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun 2020.
3. DUDI vs RUMAH SIAP KERJA. DUDI yang merupakan singkatan dari Dunia Usaha dan Dunia Industri dalam menjawab tantangan dunia kerja yang dipaparkan kiai Ma'ruf Amin bersifat abstrak/bersifat umum dan tidak mendetil pada pokok persoalan. 
Disisi lain Sandiaga Uno sudah terlebih dulu melaksanakan program oke oce di DKI Jakarta yang akan dinasionalkan serta membuat Rumah Siap Kerja sebagai pusat pelatihan bagi para pencari kerja, ibaratnya tidak memberi umpan tapi memberi kailnya. Masyarakat dituntut untuk bisa mandiri sesuai bakatnya
4. TIGA KARTU SAKTI vs SATU KARTU SAKTI. Di segmen ini  menjadi ajang panas debat tadi malam, dimana kiai Ma'ruf mengeluarkan 3 kartu yang terdiri dari Kartu Kuliah, Kartu Sembako Murah dan Kartu Pra Kerja. Sedangkan Sandiaga Uno mengeluarkan 1 kartu yaitu KTP Elektronik yang multifungsi.
Jika 1 kartu bisa multifungsi kenapa harus pakai banyak kartu yang justru bikin ribet. Pada 2017 yang lalu saya pernah baca bahwa di tahun 2000 an Belgia sudah menerapkan KTP Elektronik, dimana pemilik KTP bisa menggunakan berbagai macam fasilitas yang disediakan pemerintah hanya dengan membawa KTP tersebut, mulai dari naik angkutan umum, pembayaran, pembukaan rekening baru di bank, hingga pelayanan kesehatan. 
Bahkan Malaysia KTP Elektroniknya bernama MyKad, yang mana MyKad ini memiliki banyak fungsi, bisa sebagai lisensi berkendara/SIM, dokumen perjalanan, informasi kesehatan. MyKad juga bisa dipakai sebagai e-cash atau dompet elektrik dan terintegrasi langsung dengan ATM. Jadi tak perlu repot-repot lagi mengurusi kartu ini itu he...he... jadi gagasan calon 02 masuk akal dan memberi solusi
5. UNAS DIHAPUS diganti MINAT DAN BAKAT.Pada poin ini cuma Sandiaga yang memberikan uraian tentang dunia pendidikan yang terintegrasi dengan lapangan pekerjaan
Gagasan calon 02 Unas dihapus dan diganti menjadi minat dan bakat, sebagi orang tua saya sepakat. Kenapa? karena saat ini Unas menghantui para pelajar karena patokan nilai sebagai acuan kelulusan, belajar bertahun-tahun bisa lenyap seketika ketika dinyatakan tidak lulus
Jika mengacu pada sistem pendidikan maju, Finlandia sebagai contohnya. Sistem pendidikan di negara yang terletak di ujung Benua Eropa ini unik. Biaya pendidikan gratis, tidak adanya seragam dan Unas, hingga suasana belajar yang tergolong santai dan informal. Meskipun demikian, Finlandia justru menjadi negara terbaik di dunia dalam hal sistem pendidikannya. Kuncinya, mereka hanya memilih orang-orang terbaik untuk menjadi guru dan menerapkan kecintaan membaca kepada warganya sejak dini. Lagi-lagi ini solusi yang ditawarkan calon 02 yang masuk akal.
Kesimpulannya, sebagai warga negara yang memiliki hak pilih, tentunya dari ajang debat pilpres tadi malam kita sudah bisa menimbang mana kira-kira calon presiden dan wakil presiden yang akan kita pilih berdasarkan kemampuan mengelola dan memberi solusi pada semua persoalan bangsa yang besar ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun