Mohon tunggu...
Arion Euodia Saragih
Arion Euodia Saragih Mohon Tunggu... Wiraswasta - ALL IS WELL

Alumni UNIVERSITAS PADJADJARAN(2010).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Tidak Bisa Sekolah Karena Koruptor

26 Juli 2016   20:39 Diperbarui: 26 Juli 2016   20:44 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://ariefsuhanda.blogspot.co.id

                                                                                                   Sumber :Sekolah Roboh

Pertama sekali mengenal angka dan huruf, betapa senang rasanya bisa mengetahui jenis huruf dan angka serta mulai bisa membacanya. Beranjak yang lebih tinggi lagi pada saat memasuki sekolah dasar, betapa bangganya ketika bisa berhitung dan membaca dengan lancar. Sejak mengetahui membaca dan menulis, pikiran semakin dibukakan dan mulai muncul cita-cita yang ingin digapai.

Berbagai jenis cita-cita dan kehebatan muncul di benak dan ingin sekali untuk menggapainya. Semua itu muncul ketika sudah mengenal huruf dan angka, dan hal ini merupakan dasar pengetahuan yang terpenting dalam membuka pikiran seseorang.

Pengetahuan dasar akan semakin berkembang mengikuti pola pikir yang semakin ditumbuhkan dari pendidikan yang semakin banyak didapatkan. Pendidikan bisa berupa pengetahuan di sekolah, rumah, dan juga lingkungan masyarakat. Inilah dasar mulanya pengembangan pendidikan dan perjuangan dalam mencapai cita-cita.

Seperti kata pepatah mengatakan, ”Gapailah cita-citamu setinggi bintang di langit. Jarak antara bumi dengan bintang yang di langit tak terhingga, begitu juga dengan cita-cita yang kita inginkan begitu besar, takkan berhasil tanpa perjuangan! Perjuangan yang dimaksud adalah pendidikan baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun moral.

Pendidikan adalah modal utama dalam segala hal yang akan kita lakukan dan kita inginkan. Pendidikan adalah harga mati perjuangan untuk meraih segala cita-cita.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 12 Tahun 2012 dijelaskan bahwa pemerintahan Indonesia mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia. Peradaban dan kesejahteraan merupakan cita-cita bagi setiap orang yang harus didasari oleh pendidikan.

Pendidikan adalah masa depan setiap orang, tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Banyak orang yang mengatakan bahwa pendidikan itu mahal, susah untuk didapatkan! Banyak juga berpendapat bahwa tidak semua masyarakat Indonesia bisa menikmati pendidikan yang seharusnya mereka rasakan.

Itu merupakan fakta dan bukan teori saja, jika dibandingkan dengan daerah kota masih banyak daerah-daerah di pedalaman yang sama sekali tidak mengenal apa itu pendidikan dan apa tujuan dari pedidikan. Bisa dikatakan mereka yang belum mengenal pendidikan adalah mereka yang belum merasakan kemerdekaan bangsa ini.

Biaya pendidikan yang mahal, kurangnya tenaga pengajar dan guru yang berkualitas adalah faktor yang menyebabkan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang belum mengenal pendidikan.

Selain itu, dukungan dan upaya pemerintah dalam mengembangkan pendidikan belum sepenuhnya. Terlihat dari gedung sekolah yang banyak hancur dan tidak layak untuk dipakai serta beberapa daerah tidak mempunyai gedung sekolah untuk menuntut ilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun