Mohon tunggu...
Ario Bimo Desta Nanda
Ario Bimo Desta Nanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga, Program Studi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perbedaan Pengetahuan antara Laki-Laki dan Perempuan dalam Epistemologi Feminis: Implikasi Konteks Feminisme Hubungan Internasional

2 Juni 2023   16:34 Diperbarui: 2 Juni 2023   16:48 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: d'Fun Station

Salah satu cabang dari epistemologi adalah epistemologi feminis, epistemologi feminis ini menekankan pada pertanyaan-pertanyaan terkait asumsi yang ada dalam suatu pengetahuan. Cabang epistemologi ini juga mempertanyakan bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh, serta apakah pengetahuan tersebut bisa digunakan untuk mengartikan dan merespon suatu realitas sosial serta politik yang disinyalir merupakan hal yang kompleks. Epistemologi feminis ini juga mempertanyakan apakah suatu pengetahuan itu dibentuk berdasarkan kenetralan dan keobjektifan, ataukah suatu pengetahuan tersebut dibentuk oleh konteks yang menyelimutinya, yaitu konteks sosial, politik, dan ekonomi.

Pada dasarnya epistemologi feminis ini juga memberi penekanan pada hasil pengetahuan yang dihasilkan dua gender, laki-laki dan perempuan. Epistemologi feminis menganggap bahwa pengetahuan yang dihasilkan oleh laki-laki dan perempuan dianggap berbeda. Hal ini disebabkan karena ada pendekatan pengetahuan empirikal yang berbeda serta pengetahuan wanita yang cenderung disingkirkan dan diabaikan ketika terjun untuk memberikan suatu pernyataan untuk pengambilan keputusan serta kebijakan. Karena hal tersebut, epistemologi feminis ini berusaha untuk memberikan pandangan bahwa suatu pengetahuan tidak dapat dihasilkan secara objektif dan netral tanpa mempertimbangkan posisi suatu subjek yang mendukungnya.

Epistemologi feminis ini juga memberikan pernyataan bahwa proses dalam mendapatkan pengetahuan tidak hanya didapatkan dengan memperhatikan cara produksi dari pengetahuan tersebut, namun proses dalam mendapatkan pengetahuan tersebut juga dapat terbentuk dari keterlibatan struktur sosial dan politik. Maka dari itu, epistemologi feminis ini menekankan pentingnya mempertimbangkan proses sosial dan politik yang dapat menghalangi pembentukan suatu pengetahuan yang didapat oleh perempuan.

Selain dalam konteks filsafat ilmu, epistemologi feminis juga bisa dapat dihubungkan pada hubungan internasional. Epistemologi feminis dalam hubungan internasional mempunyai pengaruh besar di dalamnya, seperti untuk mengkaji dan memahami isu-isu yang berkaitan dengan gender, seksualitas, serta kekuasaan. Hal tersebut dinilai esensial karena dalam hubungan internasional, pengaruh epistemologi feminis berkaitan erat dengan cara-cara untuk memahami dinamika hubungan internasional. Epistemologi feminis Ini juga membantu memberi pemahaman tentang diskriminasi gender dan seksualitas tertentu dapat berpengaruh ketika mengambil keputusan dalam kebijakan luar negeri dan menjaga perdamaian antar negara.

Dunia internasional juga seringkali di dominasi oleh laki-laki, oleh karena itu dominasi tersebut membuat partisipasi perempuan di dunia internasional tidak terekognisi. Parahnya lagi, terkadang perempuan malah menjadi korban dari dominasi laki-laki di dunia internasional. Contoh kasus yang menjadikan perempuan seorang korban dari dominasi laki-laki adalah adanya kasus seorang perempuan di Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban yang merasa sangat dikekang oleh rezim Taliban. Seolah-oleh perempuan di Afghanistan di bawah rezim tersebut tidak mempunyai harapan untuk melakukan berbagai hal, seperti tidak mendapat pendidikan yang layak, tidak dibolehkan bekerja, dan yang pastinya tidak mendapat partisipasi politik yang menyangkut kebijakan negara.

Kesimpulannya adalah, epistemologi feminis adalah salah satu cabang dari epistemologi yang menekankan pada pertanyaan-pertanyaan terkait asumsi yang ada dalam suatu pengetahuan dan mempertanyakan bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh. Epistemologi feminis ini juga mempertanyakan bagaimana suatu pengetahuan dapat digunakan untuk merespon realitas sosial dan politik yang nantinya digunakan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan yang di dapat oleh laki-laki dan perempuan. Epistemologi feminis ini juga nantinya dapat dihubungkan dalam konteks hubungan internasional, yang nantinya dalam hubungan internasional, epistemology feminis ini dapat digunakan untuk mengkaji isu-isu gender dan seksualitas yang berpengaruh pada pengambilan keputusan kebijakan internasional. Epistemologi feminis juga melihat pentingnya partisipaasi perempuan dalam dunia internasional, yang selama ini kita tahu partisipasi dalam dunia internasional di dominasi oleh laki-laki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun