Mohon tunggu...
Arini Saadah
Arini Saadah Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Pernah menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jika Ada Kericuhan, Jangan Salahkan Demonstran

8 Oktober 2020   18:23 Diperbarui: 8 Oktober 2020   18:28 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Pribadi by Grup WhatsApp

Pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja berujung demonstrasi besar-besaran. Dan saya yakin DPR dan pemerintah tentu sudah memprediksinya.

DPR dan pemerintah telah menyatakan 'perang'. Kamis, 8 Oktober 2020, demonstrasi menolak UU Omnibus Law mencapai puncaknya. Di berbagai wilayah, massa digerakkan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, buruh, hingga elemen masyarakat dari berbagai komunitas ikut turun ke jalan.

Berbagai kota di Indonesia diwarnai aksi para demonstran. Tak sedikit aksi pun juga dilengkapi kericuhan.

Bahkan sebuah bangunan di Jalan Malioboro Yogyakarta mengalami kebakaran. Meskipun penyebabnya belum diketahui, apakah disebabkan oleh demonstran atau hal lain yang belum ditemukan?!

Yang jelas demo di Yogyakarta yang diawali dengan damai itu berakhir ricuh. Entah yang ricuh itu massa demonstran atau massa lain yang sengaja bertindak anarki. Siapa yang mulai melakukan provokasi juga tetap masih belum jelas diketahui.

Mengapa setiap ada aksi menyampaikan pendapat pasti selalu ada pihak-pihak yang memprovokasi?

Saya juga tidak paham apa alasannya. Sebab kondisi sekarang sedang panas-panasnya: panas hatinya dan juga panas otaknya.

Kondisi semacam itu sangat berisiko terjadinya hal-hal yang tak direncanakan. Ibarat ada orang yang melempar sebatang pensil secara tak sengaja, bisa berujung bentrok antar polisi dan demonstran.

Pada titik inilah seringkali saya merasa sedih. Sebab pada akhirnya citra demonstran selalu berujung negatif, anarkis, tidak punya sopan santun, tak bermoral, dan lain sebagainya.

Padahal demostran terdiri dari ratusan hingga ribuan orang. Tak menutup kemungkinan dari jumlah itu dimasuki sekelompok orang-orang berkepentingan. Sebab, saya yakin betul tidak semua demonstran yang turun ke jalan memiliki satu tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun